MOSKOW (SUARABARU.ID)– Presiden Rusia Vladimir pada Kamis mulai melakukan pembicaraan dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan soal kemungkinan menerapkan gencatan senjata di Suriah utara.
Putin melakukan pendekatan itu dengan menyampaikan duka cita atas kematian beberapa tentara Turki di wilayah tersebut.
Ketika berbicara di samping Erdogan di Kremlin, Putin mengatakan situasi di Provinsi Idlib menjadi begitu tegang sehingga pembicaraan secara pribadi perlu dilakukan.
Idlib menjadi wilayah tempat pasukan-pasukan berhadap-hadapan dalam perang, yang dalam tiga bulan sudah membuat jutaan orang mengungsi.
Erdogan mengatakan ia berharap pertemuan itu, yang diprakarsai Putin, akan mencapai kesepakatan untuk meredakan konflik.
Seorang pejabat Turki mengatakan kepada Reuters bahwa kedua pemimpin kemungkinan pada akhirnya akan menyepakati gencatan senjata. Sebelumnya, upaya diplomasi dilangsungkan berminggu-minggu guna menghentikan pertempuran antara Turki beserta kelompok pemberontak Suriah, yang bersekutu dengannya, dan pasukan pemerintah Suriah dukungan Rusia.
”Diplomasi politik saat ini akan lebih menentukan daripada diplomasi militer,” kata pejabat tersebut.
Data penerbangan dan pergerakan pelayaran menunjukkan bahwa Rusia berpacu memperkuat pasukannya di Suriah melalui laut dan udara sebelum pembicaraan Putin-Erdogan dilakukan.
Turki, yang memiliki tentara terbanyak kedua dalam persekutuan transatlantik NATO, telah mengerahkan pasukan dan peralatan ke wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir.
Pengerahan dilakukan untuk menghadang pergerakan pasukan pemerintah Suriah serta menghindarkan gelombang kedatangan pengungsi di perbatasannya di selatan.
Pertempuran sejak awal Februari menewaskan 60 tentara Turki dan meningkatkan kemungkinan bentrokan langsung antara Rusia dan Turki.
Putin pada Kamis menyatakan penyesalannya kepada Erdogan soal kematian 34 prajurit Turki baru-baru ini dalam serangan udara. Putin mengatakan pasukan Suriah tidak mengetahui lokasi para prajurit tersebut.
Presiden Rusia itu mengatakan ia berharap pembicaraan dengan Erdogan akan menghindarkan kejadian seperti itu berulang.
Ant/Muha