blank
Sejumlah Pimpinan Cabang Fatayat NU Wonosobo foto bersama di Gerbang Mandala Wisata Mendolo sebelum berangkat ziarah ke makam Walisongo dan tokoh NU di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sejumlah 50 Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Wonosobo selama tiga hari, mulai Jumat (28/2) hingga Minggu (1/3) melakukan ziarah ke beberapa makam Walisongo, ulama NU di Demak, Kudus Jawa Tengah dan Bangkalan Madura Jawa Timur.

Ketua PC Fatayat NU Wonosobo Haryati SAg mengatakan kegiatan ziarah tersebut dilakukan untuk melakukan tabarruk atau mendapatkan keberkahan. Ziarah ditempuh dengan mengunjungi makam waliyullah dan tokoh NU yang dikenal sebagai pejuang agama Islam.

“Ziarah dengan tujuan tabarruk sudah menjadi tradisi warga nahdliyin di mana-mana. Sebelum datang bulan ramadhan tradisi ziarah ke makam wali dan tokoh NU yang pandang dekat dengan Alloh SWT dan pewaris Nabi Muhammad SAW, selalu dilakukan,” sebutnya.

Kegiatan ziarah diawali dengan mendatangi makam KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Jombang Jawa Timur. Di makam mantan Ketua Umum PBNU ini Pengurus Cabang Fatayat NU Wonosobo melakukan doa bersama dan pembacaan tahlil secara berjamaah.

Doa dan tahlil sepanjang kegiatan ziarah dipimpin KH Hisyam Ali (Wakil Syuriah MWCNU Kecamatan Sapuran). Selama kegiatan ziarah semua peserta wajib mengenakan seragam batik Fatayat NU dan seragam harian organisasi perempuan muda NU itu.

Makam KH Cholil

Setelah dari makam Gus Dur, peserta ziarah selanjutnya menuju makam Sunan Ampel di Surabaya. Makam salah satu dari Walisongo yang menyebarkan agama Islam di nusantara sangat sederhana sekali. Tak ada cungkup atau ornamen yang menutup lokasi makam.

“Sunan Ampel bernama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah, merupakan figur yang sangat alim, bijak dan berwibawa dan banyak mendapat simpati dari masyarakat. Di usianya yang baru 20 tahun Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu Agama Islam,” katanya.

Selepas dari makam Sunan Ampel, ziarah dilanjutkan ke makam KH Cholil Bangkalan Madura, Sunan Drajat Lamongan, Syech Asmoro Kondhi dan berakhir di Sunan Bonang. Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel yang makamnya berada di Tuban Jawa Timur.

“KH Cholil Bangkalan adalah gurunya orang-orang NU di tanah Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena itu, makam tokoh NU tersebut, harus diziarahi. Banyak sekali tokoh-tokoh NU berguru pada KH Cholil Bangkalan semasa hidup,” sebutnya.

Ziarah akan dipungkasi di makam Sunan Muria Kudus dan Sunan Kalijaga di Kadilangu Demak. Dengan ziarah ke makam wali dan tokoh NU di Jawa Tengah dan Jawa Timur akan menjadi spirit baru bagi kaum perempuan muda NU untuk berjuang melalui Fatayat NU.

Muharno Zarka-Wahyu