blank
Wabup Wonosobo M Albar saat hadir di acara Aksi Bergizi Pengukuran LILA. Foto : SB/dok Prokompim

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Stunting menjadi kendala dan ancaman serius dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas yang unggul dan tangguh baik secara fisik dan mental.

Untuk itu, Pemkab Wonosobo menjadikan penanganan stunting sebagai prioritas utama, agar sumber daya manusia berkualitas sebagai objek dan subjek pembangunan dapat terwujud, sebagai modal esensial bagi kemajuan bangsa.

Sebagaimana disampaikan Wakil Bupati M Albar saat Pencanangan Gerakan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Gerakan Aksi Bergizi, di SMP Negeri 2 Kertek, Wonosobo.

Bahwa, gerakan ini merupakan gebrakan baru pemerintah dalam upaya mendukung penurunan angka stunting, yang dilakukan secara serentak, khususnya bagi anak-anak siswa atau pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

“Saya minta kepada segenap jajaran SMP Negeri 2 Kertek untuk dapat melaksanakan Gerakan Serentak Pengukuran LILA dan Kampanye Aksi Bergizi ini dengan baik,” ujarnya.

Kolaborasi Program

blank
Wabup Wonosobo M Albar saat interview di acara Aksi Bergizi Pengukuran LILA. Foto : SB/dok Prokompim

Wabup berharap ada kolaborasi program ini dengan program lain seperti Jumat Berseri (Bersama Sehatkan Remaja Putri) dan sejenisnya, guna mengoptimalkan edukasi dan advokasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan stunting.

“Selain itu, saya minta sekolah terus berkoordinasi dengan puskesmas pembina, dalam mengimplementasikan Kampanye Aksi Bergizi dengan mewujudkan sekolah dan madrasah sehat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wabup menyampaikan keinginannya membangun sejak awal bagaimana para remaja-remaja putri sehat sejak dini, sehingga ketika sudah mulai menapaki langkah dewasa dan menikah akan memiliki keturunan yang sehat.

“Juga punya gizi yang cukup dan kesehatan yang bagus dalam menunjang kehidupan anak-anak untuk pencegahan stunting,” tegas Gus Albar-demikian dia kerap disapa.

Menurut Gus Albar, untuk mencapai target 14 persen di tahun ini tentunya harus di lakukan dengan kerja keras, kolaborasi dan sinergitas.

Menurutnya, melalui intervensi yang cukup masif dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, Pemkab Wonosobo mampu menurunkan angka dari 28,1 persen menjadi 22,7 persen dan data terakhir melalui penggerakkan serentak penanganan stunting angkanya turun lagi menjadi 15,2 persen.

Pengkuran Lila

blank
Kegiatan Aksi Bergizi Pengukuran LILA di SMP Negeri 2 Kertek Wonosobo. Foto : SB/dok Prokompim

“Saya kira akan menjadi gerakan serta motivasi kita bersama, saling bersinergi dan berkolaborasi dari berbagai pihak terkait, untuk kesehatan anak-anak remaja di Wonosobo khususnya pada tingkat pelajar SLTP,” terangnya.

Lebih lanjut, pengukuran LILA serentak akan menjadi basis data Wanita Usia Subur (WUS), termasuk remaja putri, yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK), dimana data ini akan menjadi dasar penyusunan intervensi penanggulangan dan pencegahan stunting di Jawa Tengah.

Selain Pencanangan LILA, kegiatan ini juga dikemas dengan Gerakan Nasional Aksi Bergizi melalui Kampanye Aksi Bergizi, yang melibatkan remaja putri sebagai penerima manfaat.

Pemkab Wonosobo berharap, kegiatan ini memotivasi sekolah-sekolah lain untuk ikut melaksanakan kegiatan aksi bergizi secara rutin, sebagai bentuk upaya peningkatan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri, yang muaranya mendukung pencegahan stunting secara nasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo, Jaelan menjelaskan, kegiatan ini merupakan inovasi baru dari pemerintah daerah untuk penanganan stunting melalui deteksi dini lingkar lengan atas pada 5 sasaran, yaitu anak-anak remaja putri, calon pengantin kemudian Ibu hamil, Ibu menyusui dan Wanita Usia Subur (WUS)

“Dengan inovasi baru ini sinergi antara TP PKK Kabupaten, Dinas PPKBPPPA, Dinkes, Diskominfo, Disdikpora dan Bappeda secara bersama-sama, kita yakin bahwa angka stunting bisa terus kita turunkan dan cegah,” ungkapnya.

Bersamaan dengan kampanye aksi bergizi, ada 3 langkah yang dilakukan, pertama makan dengan gizi seimbang, kedua aktivitas fisik dengan senam dan ketiga melalui pemberian minum tablet tambah darah yang akan di konsumsi rutin setiap minggu bagi para remaja putri.

Jaelan berharap, melalui program ini dapat melihat kekurangan energi kronis (KEK) yang berlangsung menahun, karena dalam pencegahan stunting ukuran lingkar lengan dapat menentukan dampak kesehatan kedepan.

Di mana, untuk ukuran lingkar lengan pada anak usia 10-14 tahun tidak boleh kurang dari 16 cm, sedangkan usia 15-17 tahun, 18,5 cm dan usia 18 tahun ke atas 23,5 cm.

“Dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) serentak ini kita sudah dapat memetakan remaja putri mana yang kira-kira memiliki resiko kekurangan energi kronis, sehingga dapat menjadi basis kita dalam mengintervensi dengan pemberian makanan tambahan yang memiliki protein hewani,” pungkas Jaelan.

Ditambahkan Ketua TP PKK Kabupaten Wonosobo, Dyah Afif Nurhidayat juga memberikan sosialisasi mengenai berbagai upaya pencegahan stunting, diataranya mengenai Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada remaja putri atau wanita, akibat mengalami kekurangan gizi berupa energi dan protein dalam jangka waktu lama/kronik.

“KEK dapat dicegah dengan berbagai cara, diantaranya melaksanakan deteksi risiko KEK dengan mengukur LiLA, memantau berat badan secara teratur, makan beragam dengan prinsip gizi seimbang,” tuturnya.

“Maka perlu perbanyak konsumsi protein hewani untuk menunjang pertumbuhan remaja seperti ayam, ikan, daging, telur, dan susu, serta menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” paparnya.

Dikatakan Dyah, salah satu upaya lain yang dilakukan untuk menekan angka stunting yaitu dengan Gerakan Serentak Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).

Di mana, sekolah menjadi salah satu tempat pelaksanaan pengukuran LILA serentak yang dilakukan oleh guru kepada siswi putri yang berusia 10-19 tahun.

Muharno Zarka