blank
RAKORNAS: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat memberikan pengarahan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perkumpulan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Sabtu (8/2/2020). Foto: hery priyono

BOYOLALI (SUARABARU.ID)– Gubernur Jateng Ganjar Pranowo meminta seluruh perangkat desa di Indonesia, untuk melakukan perbaikan data, terutama menyangkut kemiskinan. Sebab, selama ini program bantuan pemerintah sering salah sasaran, karena data yang kacau.

Hal itu disampaikan Ganjar saat memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perkumpulan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Sabtu (8/2/2020) lalu. Hadir dalam kesempatan itu, ratusan perangkat desa dari berbagai wilayah di Indonesia.

BACA JUGA : Ganjar Dorong Pemerintah Pusat Jadikan Bawang Putih Komoditas Prioritas

”Desa harus bisa membangun sistem pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik itu basisnya harus data. Maka saya minta, perangkat dan kepala desa bekerja sama memperbaiki data desa masing-masing,” kata dia.

Dengan data ter-update dan dipadukan dengan elektronik, Ganjar yang juga menjabat Dewan Penasihat PPDI ini memastikan, pembangunan akan semakin terarah.

”Itu pasti akan mempermudah, jadi ketahuan ada berapa orang miskin, orang hamil, disabilitas, anak sekolah, luasan sawah dan sebagainya. Dengan data itu, kebijakan yang diambil akan lebih mengena,” tambahnya.

Punya Medsos
Setelah data diperbaiki, langkah kedua lanjut Ganjar yang harus dilakukan adalah, meningkatkan integritas, kejujuran dan profesionalitas. Pelayanan dengan mudah, murah dan cepat adalah tujuan utamanya.

”Kalau bisa semua perangkat dan kepala desa punya medsos. Tiru saya saja, jadi bisa melayani masyarakat dengan baik. Selama ini, masyarakat kebingungan mau melapor pada siapa, akhirnya semuanya melapor ke saya. Masa gubernur ngurusi soal sertifikat tanah,” pungkasnya sambil tertawa.

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Nasional PPDI, Widhi Hartono menambahkan, Rakornas digelar untuk menyusun program kerja dan isu-isu strategis. Diharapkan dia, dengan Rakornas itu muncul ide dan usulan untuk mempercepat pembangunan di desa.

”Beberapa persoalan di desa diharapkan dapat diselesaikan dengan Rakornas ini. Selain itu, inovasi dan kreasi juga diharapkan muncul untuk meningkatkan potensi desa masing-masing,” terang Widhi.

Hery Priyono-Riyan