Danone Indonesia Dorong Festival Isi Piringku untuk Cegah Stunting
Kepala Pabrik Tirta Investama (Danone Indonesia) Wonosobo Muhammad Sunarno memukul gong menandai dimulainya Festival Isi Piringku di Desa Pagerejo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID) -Danone Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Tehnologi Pedesaan (LPTP) Surakarta dan Pemkab Wonosobo mendorong “Festival Isi Piringku” di Desa Pagerejo Kecamatan Kertek, Rabu (4/2), bisa mencegah kasus stunting.

Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan Presiden RI Joko Widodo memprioritaskan pembangunan untuk pencegahan kasus stunting atau gizi buruk. Karena kasus stunting merupakan persoalan yang harus segera dientaskan bersama.

“Kasus stunting di Indonesia masih berada di kisaran angka 37 persen sampai 30 persen. Pada tahun 2024 ditargetkan turun menjadi 19 persen sampai 14 persen. Ini tentu butuh kerja keras pemerintah dan semua stakeholders yang ada,” katanya.

Danone Indoesia menggulirkan program pencegahan stunting, imbuhnya, sebagai bentuk perhatian perusahaan pada masyarakat. Apalagi Danone Indonesia punya visi one planet one health, yang meyakini kesehatan manusia dan kesehatan bumi saling terkait.

blank
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

“Sebagai perusahaan yang ingin membawa kesehatan melalui makanan dan minuman, Danone Indonesia pun masuk dalam tim percepatan penanganan stunting dan telah melakukan beberapa upaya untuk mendukung pengentasan kasus gizi buruk di Wonosobo,” katanya.

Menurut Karyanto, di Wonosobo kasus stunting termasuk tinggi mencapai 41 persen. Desa Pagerejo Kertek paling tinggi karena sampai 45,9 persen. Dari 186 anak stunting ada 14 anak yang mengalami gizi buruk. Sejak 2018 kasus stanting turun menjadi 32,5 persen.

Gizi Akut

Senada dengan Danone Indonesia, Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM melalui sambutan yang dibacakan Camat Kertek H Muh Said S Sos MM mengatakan persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional dan Wonosobo masuk 100 daerah yang diprioritaskan.

“Stunting merupakan masalah gizi akut pada bayi dan anak yang diakibatkan asupan gizi yang kurang memenuhi standar dalam waktu yang lama. Anak yang mengalami stunting ditandai dengan tubuh kecil, kurus dan mengalami keterlambatan berpikir,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2019, tambahnya, prevalensi stunting di Wonosobo saat ini sebesar 10,48 persen atau sekitar 5.833 balita. Di Kecamatan Kertek sebesar 27,2 persen atau 878 balita. Di Pagerejo 28,9 persen atau 148 anak.

“Pemkab Wonosobo sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Danone Indonesia dan LPTP Surakarta yang telah melakukan Sekolah Lapang Keluarga Sehat di Desa Pagerejo Kertek dan Desa Pulosaren Kepil guna menekan angka stunting di dua desa tersebut,” ujarnya.

Bupati Wonosobo Eko Purnomo SE MM juga meminta kepada Kepala Desa dan Kepala Kelurahan sesuai Peraturan Bupati N0 53 tahun 2019, tentang Pedoman Pelaksanaan Dana Transfer Desa, salah satu peruntukannya adalah untuk upaya pencegahan kasus stunting.

Selain Desa Pagerejo Kertek, 9 desa lain stuntingnya tinggi, yakni Desa Sumbersari dan Ngalian ((Wadaslintang), Tanjunganom dan Pulosaren (Kepil), Pakuncen (Selomerto), Kwadungan dan Purwojiwo (Kalikajar) serta Sigedang dan Igirmranak (Kejajar).

Muharno Zarka-trs