JEPARA (SUARABARU.ID) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Jepara bagian utara Selasa (4/2/2020) siang, menyebabkan banjir di sejumlah titik. Salah satu adalah meluapnya Sungai Juwetan yang berada di Dukuh Krajan, Desa Tubanan Kecamatan Kembang hingga menggenangi pemukiman.
Diduga meluapnya Sungai Juwetan selain karena curah hujan sangat tinggi, juga penebangan hutan yang ada dikawasan tersebut tiga bulan yang lalu, yang telah memasuki saat tebang. Begitu pula banyaknya lahan Perhutani yang dimanfaatkan petani untuk areal pertanian dan perubahan pemanfaatan lahan PTP Balong yang semula untuk tanaman karet, sekarang sebagian besar justru disewakan untuk areal pertanian.
“Dampaknya air hujan yang sangat lebat tidak bisa masuk kedalam tanah, sebab tidak ada lagi pohon penahan air. Akibatnya air mengalir semua kesungai hingga tidak mampu lagi menampung derasnya air hujan hingga terjadi banjir,” ujar Didik Aryono seorang pegiat lingkungan dari Kembang.
Sementara banjir yang terjadi di jalan raya Kembang, disamping karena penebangan hutan juga karena sistem drainese di jalan provinsi ini kurang baik. “Air tidak bisa lancar masuk saluran hingga mengalir di jalan,” ujar Didik.
Karena itu ia berharap, areal PTP dapat kembali menjadi areal perkebunan
Dengan didampingi relawan BPBD Jepara, Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Jepara Dian Kristiandi melihat secara langsung kondisi sungai, di Dukuh Krajan, Desa Tubanan Kecamatan Kembang pada Selasa petang. Dari laporan warga, Sungai Juwetan meluap dan menggenangi rumah warga. Hanya saja saat Dian Kristiandi tiba di lokasi, kondisi air sudah surut.
Petugas BPBD Jepara M. Zainuddin mengatakan, selain di Desa Tubanan banjir juga terjadi di Jalan Raya Kembang. Ketinggian air di jalan tersebut mencapai 30 – 40 sentimeter. Banjir sendiri, terjadi mulai dari taman Kembang hingga jembatan Jinggotan Dukuh Seculik, sebelah selatan SMA Negeri 1 Kembang.
Hal ini lantaran drainase tidak mampu menampung air yang melimpah. “Terjadi penyumbatan di beberapa titik drainase. Banjir juga sempat terjadi di depan lapangan Kembang, depan ruko pertigaan ke arah desa Kancilan,” ujar Zainudin
Sementara Kapolsek Kembang AKP Usman mengatakan, menjelang petang air yang menggenang di jalan akhirnya surut dan bisa dialirkan ke saluran pembuangan. “Warga dan sejumlah pihak sempat melakukan kerja bakti untuk normalisasi lubang pembuangan yang tersumbat,” ujar Usman
Selain banjir, hujan deras juga menyebabkan longsor di Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri. Longsor tersebut mengakibatkan rumah Kaserun (54) warga RT 01 RW 08 Dukuh Wates, Desa Srikandang rusak.
Dinding kamar jebol dan tertimbun material tanah. Bahkan Istri Kaserun yang bernama Sunipah sedang berada di dalam kamar. Akibatnya ia sempat tertimbun reruntuhan tanah dan berhasil diselamatkan. Hingga kini korban mengungsi di rumah anaknya untuk sementara waktu.
Plt. Bupati Jepara Dian Kristiandi berharap kepada warga masyarakat agar lebih waspada. Bulan Februari hujan deras masih berpotensi di Jepara. Dengan curah hujan yang tinggi, akan berpotensi pada debit air sungai yang meluap sehingga menyebabkan banjir. Tidak hanya itu, curah hujan tinggi juga berpotensi terjadinya longsor.
Hadi Priyanto-trs