blank
Sejumlah kader penggerak NU Wonosobo mengikuti Silatkab 2 di GOR Poedjiharjo Kampus 2 Unsiq Jawa Tengah di Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Hudalloh Ridwan mengatakan saat ini warga harus membangun kemandirian politik.

Kemandirian politik yang dibangun tak semata berurusan dengan masalah kekuasaan.

“Tapi bagaimana warga NU punya sikap yang kuat untuk menentukan pilihan politik sendiri. Kalau hanya urusan politik kekuasaan itu kan siklus lima tahunan. Warga NU harus berfikir jauh ke depan memperkuat ideologi ahli sunnah wal jamaah,” katanya.

KH Hudalloh Ridwan mengatakan hal itu kepada wartawan usai menghadiri acara “Silaturrahmi Kabupaten (Silatkab) 2 Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU) Kabupaten Wonosobo” di GOR Poedjiharjo Kampus 2 Unsiq Jateng di Wonosobo,” Jum’at (31/1) sore.

Hadir dalam kesempatan tersebut KH Muh Adib, KH Muh Zuhri (musytasar NU), KH Hakim Idris (Katib), KH Dr Ngarifin Shidiq M PdI (Ketua PCNU), H Mundzakir (Bendahara PCNU), Dr H Zaenal Sukawi MA, Dr H Abdul Majid MPd (Ketua LP Maarif) , Gus Mauludin Fanani dan H Heru Irianto .

Menurut Gus Hudda,-demikian dia kerap disapa-dalam menghadapi Pilkada serentak di 21 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah 23 September 2020 mendatang, warga NU harus tetap solid dan kompak. Tidak boleh hanya karena urusan Pilkada warga NU pecah dan tidak bersatu.

“PWNU Jateng sudah percaya setiap PCNU bisa merumuskan jalan terbaik dan kader NU pasti tahu kebutuhan serta problem di daerah masing-masing. Saya yakin dengan kondisi riil dan masalah yang ada, warga NU tentu punya pilihan sikap sendiri,” sebutnya.

Massa Besar

blank
KH Hudalloh Ridwan, Sekretaris PWNU Jawa Tengah bersama Dr KH Ngarifin Shidiq Alh MPdI, Ketua PCNU Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

NU itu, diakui Gus Huda, punya massa yang besar. Sehingga dalam setiap perhelatan politik, baik itu pemilu legislatif (pileg) maupun Pilkada selalu menjadi incaran banyak pihak. Massa NU sangat potensial dan jadi indikator kekuatan politik.

“Maka wajar jika massa NU itu dilirik oleh siapa pun yang punya kepentingan politik kekuasaan. Tapi warga NU sudah dewasa dan mandiri dalam menentukan pilihan politik.

Jadi ya tidak masalah. Meksi mau Pilkada warga nahdliyin tetap tenang saja,” ucapnya.

Pihaknya hanya berpesan dalam menghadapi Pilkada warga NU harus bersatu jangan sampai terpecah. Kemandirian dalam berpolitik dan berpendapat kaum nahliyin harus sesuai dengan cita-cita politik kemaslahatan bagi umat bukan yang lain.

“Kemandirian NU, tidak hanya soal ekonomi yang merupakan piranti saja tapi yang lebih penting adalah kemandirian dalam berpendapat dan sikap politik. Saya menghimbau warga NU selalu menjaga persatuan dan kesatuan. NU itu harus di atas segalanya,” sebutnya.

Ditopang sikap politik dan kemandirian ekonomi warga NU sesuai cita-cita organisasi, ujarnya, akan mengkristal dengan sendirinya dan amenjadi kekuatan yang layak diperhitungkan. Tidak boleh hanya karena urusan Pilkada warga NU ribut.

Menyingung soal keberadaan Plat Hijau sebagai wadah konsolidasi politik warga NU jelang Pilkada di Wonosobo, Gus Huda mengungkapkan PWNU memang meminta PCNU membentuk komisi kebijakan publik untuk menyaring, merumuskan dan mengajukan kader terbaik NU.

Muharno Zarka Wahyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini