JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada cara kreatif memperkenalkan cara mengolah sampah pada siswa SD yang dilakukan para mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang yang tengah mengikuti program KKN di Desa Bakalan, Kecamatan Kalinyamatan. Saat berada di SD Negeri 4 Bakalan,mereka mengajak puluhan anak untuk mengumpulkan sampah plastik di sekitar sekolah, memilahya hingga membuatnya menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Menurut salah satu peserta KKN Undip, Awwalina Alizza Maharani kegiatan ini diawali dengan sosialisasi cinta lingkungan. Kemudian, mereka mengajak para siswa untuk berburu sampah, serta memilahnya sebelum dimanfaatkan kembali. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa, para guru dan karyawan. “Setelah dilakukan pemilahan, sampah plastik bungkus jajanan kami kumpulkan dan dilakukan pengolahan menjadi ecobrik,” ujar Awwalina Alizza Maharani
Dijelaskan lebih lanjut, ecobrik ini bisa berfungsi sebagai pengganti bata yang ramah lingkungan (eco friendly).”Caranya dengan menggunakan botol plastik bekas, yang diisi dengan sampah plastik hingga padat dan keras. Kemudian, botol yang telah diisi tersebut, disusun atau dibuat sesuai keinginan mereka. Seperti meja, kursi, hingg berbagai macam hiasan rumah.
”Ecobrik ini juga mempunyai sifat yang awet. Sehingga dapat dikonstruksikan atau bongkar pasang menjadi bentuk lain yang diinginkan, tanpa mengurangi kualitasnya,” terang Awwalina Alizza Maharani. Ecobrik mampu memberikan kehidupan baru bagi limbah plastik. Sampah ini diperangkap dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, atau menumpuk di TPA, tambahnya.
Sementara Kepala Sekolah SD N 4 Bakalan Prastowo menjelaskan, dengan adanya pelatihan ecobrik ini, akan menambah kecintaan siswa terhadap lingkungan Sehingga mereka dapat memperlakukan sampah sebagaimana mestinya, dan yang pasti tidak membuang sembarangan. “Mereka tahu sampah itu, dapat dimanfaatkan lagi menjadi barang yang bernilai,” katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Farikhah Elida memberikan apresiasi kegiatan tersebut. Dikatakan, saat ini pihaknya tengah konsen dalam pengendalian dan pengolahan sampah plastik. Sampah plastik sebenarnya bisa didaur ulang, hanya saja kebiasaan masyarakat Indonesia adalah tidak dapat memilah dan membedakan antara sampah plastik dan organik, sehingga sampah menjadi kotor dan tidak dapat diproses lagi.
Hadi Priyanto