blank
Longsor yang menerjang Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kudus. foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Hujan deras yang turun di Kota Kretek menyebabkan tebing sepanjang 13 meter di Dukuh Semliro, Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog longsor. Sementara di Desa Medini, Kecamatan Undaan, sejumlah rumah juga porak poranda diterjang angin lisus.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Senin (6/1), tidak ada korban jiwa dalam dua kejadian tersebut. Namun, kerugian materiil ditaksir mencapai puluhan juta rupiah.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Kudus, Bergas Catursasi Penanggungan mengungkapkan longsor yang terjadi di Rahtawu berawal dari hujan deras yang melanda Kudus sejak Minggu (5/1). Longsoran membuat tebing tanah di dekat rumah milik Suyoto dan Tukul di Dukuh Semliro RT 3/RW 4, longsor yang menutup akses jalan desa.

“Timbunan material tanah sempat membuat akses jalan desa tertutup sementara,”kata Bergas.

Atas kejadian tersebut, warga langsung berupaya melakukan pembersihan. Dengan bergotong royong mereka pun menyingkirkan material tanah yang ada.  “Masyarakat setempat saat ini masih terus bersiaga karena khawatir terjadi bencana longsor,” terangnya.

Bencana longsor menjadi langganan di kawasan lereng pegunungan Muria ini. Selain Rahtawu, beberapa desa lain di wilayah lereng gunung Muria juga rawan dilanda longsor diantaranya Desa Menawan, Kecamatan Gebog, Desa Ternadi, Desa Soco,  dan Desa Japan Kecamatan Dawe.

Longsor terbesar dalam sejarah di Kudus  terjadi pada Januari 2014 silam di Dukuh Kambangan, Desa Menawan dimana sepuluh orang tewas tertimbun tanah longsor. Selain itu, puluhan rumah warga juga hancur yang mengakibatkan mereka harus direlokasi ke tempat lain.

blank
Genteng rumah warga Di Desa Medini, Kecamatan Undaan yang tersapu angin lisus. foto:Ist/Suarabaru.id

Angin Lisus

Sementara, untuk terjangan angin lisus di Desa Medini, menurut Bergas, kejadiannya hampir bersamaan dengan terjangan longsor. BPBD mencatat ada 10 rumah yang porak poranda terutama di bagian atap. Genteng-genteng rumah warga berhamburan akibat tersapu kencangnya angin.

“Kerusakan terparah terjadi di Desa Medini gang IV,”tandas Bergas.

Menurut Bergas, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Saat terjangan angin terjadi, warga langsung berusaha menyelematkan diri dengan berlindung di tempat yang aman.

Untuk penanganannya, warga dengan dibantu relawan BPBD sudah melakukan perbaikan sementara. Untuk membantu warga, dibutuhkan setidaknya 700 buah genteng jawa, 300 buah gentieng kodok dan 100 buah genteng kerpus.

Tm-SB/Ab