SEMARANG (SUARABARU.ID)– Jelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua, pada 20 Oktober-2 November 2020 mendatang, kontingen Jateng menyatakan dalam kondisi siap. Hal itu disampaikan Ketua Umum KONI Jateng Subroto, saat melakukan audiensi dengan Gubernur Ganjar Pranowo, di Kantor Gubernur Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (31/12/2019) lalu.
”Hasil babak kualifikasi PON, Jateng meloloskan 36 dari 37 cabang olahraga yang dipertandingkan. Ada pun atlet yang lolos sudah 473 orang. Dan masih ada babak kualifikasi sampai April. Jadi estimasi total ada 500-an atlet,” kata Subroto dalam penjelasannya kepada Gubernur.
BACA JUGA : Bandara Halim Sudah Beroperasi Normal
Pada audiensi itu, Subroto didampingi Bona Ventura Sulistiana (Waketum 1), Sudarsono (Waketum 2), Amir Machmud NS (Waketum 4), Heny Setyawati (Sekum) serta para ketua bidang. Sedangkan wakil dari Pemprov hadir Kadisporapar Jateng, Sinoeng N Rahmadi dan Kabid Keolahragaan Agung Haryadi.
Selain menyampaikan tentang kesiapan kontingen Jateng menghadapi PON, dilaporkan juga hasil Rapat Anggota (RAT) KONI, yang digelar pada 20-21 Desember lalu, dan rekomendasi tiga calon tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2022.
Waketum I KONI Bona Ventura kepada Gubernur membacakan tiga calon tuan rumah, yakni Kota Semarang, Solo Raya dan Pati Raya. ”Sebelum saya menunjuk salah satu dari tiga calon itu, saya masih butuh tambahan informasi dari KONI. Coba cek sekali lagi kesiapan mereka untuk menjadi tuan rumah,” saran Gubernur.
Gubernur juga menanyakan besaran anggaran KONI untuk menghadapi PON 2020. Dalam laporan sudah disebutkan tiga altenatif, yakni Rp 143 Miliar (sesuai usulan awal KONI), Rp 112 M dan Rp 83,5 M. Atas pertanyaan itu, Kadispora Sinoeng menyebut, rencana anggaran sudah disahkan, yakni alternatif ketiga Rp 83,5 M.
Pelatda
Lebih lanjut Subroto menjelaskan, saat ini para olahragawan wakil Jateng itu sedang melakukan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda), bagi atlet dan cabang olahraga yang sudah mengantongi tiket ke PON, yang dimulai Januari ini. Jadi total waktu Pelatda sekitar sembilan bulan, dibagi dengan tahap Desentralisasi dan Sentralisasi.
”Pelaksanaan Pelatda Sentralisasi antara cabang olahraga tidak sama. Cabang unggulan akan menjalani Sentralisasi lebih lama, karena ada target medali,” terang Subroto.
Kriteria unggulan ada lima, yakni pertama (target tiga emas), kedua (dua emas), ketiga (satu emas), keempat (harapan medali) dan kelima (untuk dapat medali harus berjuang ekstra keras).
Ketika menyinggung kriteria kelima yang sangat kecil mendapatkan medali, terjadi diskusi tentang diberangkatkan atau tidak, mengingat biaya ke Papua sangat mahal. ”Memang biaya mahal Pak Gubernur, tetapi jika kita tidak memberangkatkan atlet yang lolos dengan ranking kelima atau bahkan tujuh, bisa terancam sanksi dari KONI Pusat,” jelas Subroto.
Riyan/Muha