blank
Mengadopsi program Gubernur Ganjar Pranowo, warga Dusun Kejalan, Desa Tolokan, Getasan, Kabupaten Semarang bersih-bersih Kali Nggewon. (suarabaru.id/Doddy Ardjono

blankSEMARANG (SUARABARU.ID)- Program Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ‘bersih-bersih kali’ diikuti oleh warga Dusun Kejalan, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Sebanyak 70 orang terdiri warga setempat bersama para pekerja perusahaan peternakan babi yang berlokasi di Dusun Kejalan, membersihkan Kali Nggewon sepanjang 2 kilometer dengan lebar satu meter lebih yang mengaliri sawah yang ditanami sayur maupun rumput gajah.

‘’Ini kali pertama warga dan pekerja di perusahaan peternakan babi bersih-bersih Kali Nggewon. Tujuannya supaya air mengalir lancar dan sepanjang alirannya juga bersih,’’ kata Kepala Dusun Kejalan, Sarman, Minggu (22/12).

Menurutnya, air kali ini sangat dibutuhkan warga. Termasuk limbah cair dari peternakan yang sudah bersih setelah melalui lima tempat penyaringan dan dibuang ke kali itu, selanjutnya dimanfaatkan warga yang kebanyakan petani untuk mengairi sawah yang ditanami sayuran dan rumput gajah.

‘’Pada musin kemarau air kali ini juga terus mengalir. Rencananya kegiatan bersih-bersih Kali Nggewon akan dilaksanakan setahun sekali, juga bersama perusahaan peternakan babi,’’ tutur Sarman.

Di Dusun Kejalan terdapat empat perusahaan peternakan babi. Yaitu CV Bukit Mas, CV Bukit Indah, CV Cemara Sewu dan CV Tambal Butuh.

Direktur CV Bukit Mas, Budi Cahyadi menerangkan, bersih-bersih Kali Nggewon mengadopsi program Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. ‘’Yang dilakukan perusahaan peternakan dengan warga menyelaraskan dengan program Pak Ganjar,’’ ujarnya.

Menurutnya, luas lahan luas lahan peternakan mencapai tiga hektare. Namun yang digunakan untuk peternakan dan kandang hanya sekitar 8 ribu m2. Lahan selebihnya digunakan oleh warga untuk bercocok tanam secara cuma-cuma termasuk air limbah dan kotoran padat.

Untuk limbah cair sebelum digunakan warga untuk tanaman harus melewati septitank lima tingkat, sehingga air limbah yang ke luar sudah bersih. Selanjutnya digunakan untuk mengairi lahan yang ditanami sayur dan rumput gajah.

‘’Tanaman rumput gajah sangat subur dan digunakan untuk makanan sapi. Di Kabupaten Semarang banyak peternakan sapi,’’ terang Budi yang juga menjabat Ketua Koni Kota Magelang.

Dia menceritakan, peternakan yang sebelumnya dikelola ayahnya, Sutrisno, pada tahun 1978 diminta pindah dari Kota Magelang. Kepindahannya diberi waktu selama setahun.

‘’Oleh Pemkab Semarang diberi tempat di Dusun Kejalan dan warga tidak keberatan. Makanan untuk babi adalah organik sehingga tidak merusak lingkungan. Kami juga yang membuka jalan ke lokasi peternakan,’’ terangnya.

Bahkan, lanjutnya Budi, peternakan babi juga menampung tenaga kerja dari beberapa warga dusun sekitar. ‘’Terbanyak dari Dusun Kejalan sekitar 30 orang, selebihnya dari Dusun Bagongan dan lainnya,’’ ucapnya.

Kerja pokok warga adalah bertani. Mereka bekerja di peternakan pagi hari pukul 06.00-08.00 kemudian pukul 12.00-16.00. Tugasnya bersih-bersih dan member makan babi. ‘’Jadi di peternakan kerja sampingan, sekaligus kami  memberdayakan warga setempat.’’

Setiap minggu  babi dari Dusun Kejalan dikirim ke Jakarta, Tangerang, Bandung dan daerah lainnya.

Doddy Ardjono