blank
Proses pelaksanaan ganti rugi atau ganti untung (lahan) untuk Bandara Blora di Balai Desa Ngloram, Kecamatan Cepu. Foto : Ist

BLORA (SUARABARU.ID) – Proses ganti untung lahan Bandara Blora, Jawa Tengah, berlangsung lancar. Warga telah menerima pembayaran ganti untung lahan yang dibebaskan untuk perluasan bandara yang berlokasi di Kecamatan Cepu.

Kepala Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan (Dinrumkimhub) setempat, Pratikno Nugroho, menjelaskan pembayaran dilakukan nontunai, melalui salah satu bank yang telah ditunjuk.

“Pembayaran dan validasi, sudah dilakukan di Balai Desa Ngloram, Kecamatan Cepu, Selasa kemarin,” jelas Pratikno di sela-sela kirab budaya Hari Jadi Blora ke-270, Rabu (11/12/2019).

Dijelaskan Kepala Dinrumkimhub setempat,  proses pelepasan hak atas tanah warga terdampak juga langsung diproses, sekaligus dilakukan pembayaran langsung ke rekening warga penerima.

Jika proses ganti untung sudah beres, lancar dan tettib. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora segera menyerahkan asset lahan kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk digunakan perluasan Bandara.

Pratikno mentargetkan, Desember 2019 ini, Pemkab Blora akan sgeera melakukan proses serah terima aset. “Ini langsung proses, dan targetnya Desember ini aset bisa dilimpah ke Kemenhub,” tambahnya.

Mengaku Lega

Siti Nurkhotimah, salah satu Warga Desa Ngloram, dikonfirmasi wartawan melalui telepon mengaku lega dengan ganti untung yang diterimanya, nilainya Rp 1 miliar lebih dari lahan miliknya yang dibebaskan.

“Orang tua saya berpesan, dari tanah kembali ke tanah, ya biar mbarokahi,” ungkapnya.

Dalam berbagai kesempatan, Bupati Blora H. Djoko Nugroho, bertekat bandar udara (Bandara) Blora bisa beroperasi pada 2020 depan, sehingga diperlukan langkah cepat dalam merealisasi pembebasan tanah.

Untuk keperluan itu, tim percepatan reaktivasi telah menyiapkan perubahan masterplan pembangunan bandara, yakni sebagai dasar pelaksanaan pembebasan lahan tambahan.

Selain itu di berbagai kesempatan Bupati Blora selalu melaporkan perkembangan Bandara Blora pada Gubernur Jawa Tengah.

Sedangkan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Kelas III Trunojoyo, Indra Triyantono, berharap bandara Cepu didarati pesawat jenis ATR-72.

Jadi, lanjutnya, agar dalam pembebasan lahannya bisa jelas, harus dimasukkan dalam master plan, karena pembasan lahan akan dilakukan bersama Pemkab dan Pemprov.

Perlu diketahui, perencanaan tahap I Bandara Blors dengan runway 1650 m x 30 m, sehingga bisa didarati dengan pesawat Turbo Propeler ATR72-600 (buatan Perancis-Itali).

Tahap II dengan runway 1.850 m x 45 m, dengan pesawat Turbo Fan Embraer 195 (buatan Brasil), kemudian tahap III, dengan runway 2500 m x 45 m dengan pesawat Turbo Fan B737-NG (buatan Amerika Serikat).

Wahono-trs