blank
Asih Prihatin, guru Pendidikan Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Selomerto Wonosobo, setelah dinobatkan sebagai Duta Rumah Belajar Kemendikbud RI di Jakarta. Foto : SuaraBaru.id/dok

WONOSOBO-Dunia kini tengah memasuki era digital. Semua aktivitas bisa dilakukan secara online, termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di masyarakat. Bagi generasi milenial belajar secara virtual itu terasa lebih asyik dan mudah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) pun punya aplikasi Rumah Belajar, sebagai media pembalajaran untuk semua. Bisa dilakukan kapan pun, oleh siapa pun dan di mana pun, tak mengenal zonasi dan tak berbayar alias gratis.

Asih Prihatin, guru Pendidikan Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Selomerto Wonosobo adalah salah satu Duta Rumah Belajar dari sekian banyak duta Rumah Belajar di Indonesia. Tidak mudah untuk jadi Duta Rumah Belajar karena harus mengikuti serangkaian seleksi ketat.

blank
Asih Prihatin, Duta Rumah Belajar Kemendikbud RI dari SMP Negeri 1 Selomerto Wonosobo. Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

Perempuan kelahiran Banyumas 1 April 1986 ini punya tugas menyosialisasikan aplikasi Rumah Belajar ke sekolah dan masyarakat. Sehingga aplikasi di dunia pendidikan tersebut dikenal luas dan bisa dimanfaatkan sebagai media belajar secara online.

Menurut Asih, aplikasi Rumah Belajar merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Aplikasi ini bisa diakses siapa pun tanpa harus berlangganan dan banyak fitur menarik.

“Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan siswa dan guru PAUD, SD/MI, SMA/MA/SMK sederajat. Belajar melalui aplikasi ini sangat mudah dan menyenangkan,” kata pemilik blog “sharing belajar bersama” ini.

Dalam aplikasi Rumah Belajar ada banyak fitur, antara lain ; sumber belajar, kelas digital, bank soal, laboratorium maya, buku sekolah elektronik, modul digital, peta budaya, wahana sekolah angkasa dan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

“Ada pula fitur pendukung berupa karya komunitas, karya guru dan karya bahasa dan sastra. Untuk mengakses video pembelajaran yang saya buat bisa buka di youtube, facebook dan twitter dengan nama asih prihatin atau di twitter asihalkahfi,” tuturnya.

Video Pembelajaran

Keterlibatan alumnus Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan Bahasa dan Satra Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMK) ini bermula dari keikutsertaan dalam progam Rumah Belajar. Program ini bisa diikuti semua guru di seluruh Indonesia.

“Ada 4 level yang harus diikuti peserta dalam program Rumah Belajar ini. Level I pelatihan secara online melalui aplikasi yang ada. Tahap ini diikuti kurang lebih 28.000 peserta se-Indonesia. Materi dan praktek dilakukan secara online,” sebutnya.

Setelah mengikuti pelatihan, dilanjutkan level II, dengan implementasi dan pembuatan video pembelajaran memanfaatkan tehnologi informasi. Pada tahap ini, peserta yang lolos sekitar 13.000 orang dari semua yang mengikuti pelatihan awal.

“Pada level III, tiap propinsi diawakili 30 peserta untuk mempresentasikan secara tatap muka video pembelajaran yang dibuat. Aplikasi pembelajaran secara online diperlihatkan dan dijelaskan isi serta proses pembuatannya di hadapan tim yuri,” paparnya.

Dalam membuat video pembelajaran, tambahnya, tidak cukup hanya kreatifitas dan inovasi pembelajaran, karena juga dibutuhkan keahlian tenis di bidang animasi, desain komunikasi visual maupun konten materi pembelajaran yang dibuat melalui video.

“Saya berusaha belajar sendiri secara otodidak melalui youtube dalam membuat video. Butuh kreatitfitas dan ketelatenan dalam memproduksi film animasi. Ketika video pembelajaran sudah jadi pun perlu proses editing agar lebih sempurna,” terangnya.

Level IV atau tahap terakhir, menurut Asih, terpilih 2 perwakilan dari Propinsi Jawa Tengah bersama Kelik Yan Pradana guru IPA SMP Kristen Krista Citra Parakan Temanggung. Kini ada 1000 sekitar video pembelajaran yang siap diupload di Rumah Belajar.

“Pada babak akhir dipilih 3 video pembelajaran kategori terbaik, terinovatif dan terkreatif. Alhamdullilah karya video pembelajaran Bahasa Inggris saya masuk kategori terkreatif dan berhak menyandang gelar Duta Rumah Belajar Kemendikbud RI,” akunya.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini