blank
LIHAT KONDISI: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Jumeri, melihat kondisi aula SMK Negeri 1 Miri, Sragen, Kamis (21/11). (suarabaru.id/lbc)

JAKARTA – Antisipasi sekolah ambruk, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan Dinas Pendidikan Provinsi Jateng dan juga seluruh kepala sekolah untuk mengecek kondisi bangunan sekolahnya. Di tengah kondisi cuaca yang buruk, bangunan sekolah yang ada di Jateng harus dipastikan dalam kondisi baik.

Hal itu disampaikan Ganjar di Jakarta, Kamis (21/11). Ganjar menerangkan bahwa pihaknya melalui Dinas Pendidikan sudah mengirimkan surat kepada seluruh kepala sekolah di Jateng tentang perintah itu.

“Sore ini saya mendapat laporan, bawa Dinas Pendidikan sudah mengirimkan perintah itu. Saya minta dicek bangunan yang kira-kira berpotensi bahaya,” kata Ganjar.

Ia memerintahkan agar seluruh kepala sekolah untuk proaktif terkait antisipasi kejadian serupa. Tidak hanya persoalan bencana saja, namun juga kondisi gedung menghadapi cuaca buruk, soal pengelolaan aset, informasi sekolah baik siswa, gedung dan seluruh fasilitasnya.

“Sekalian saja ngeceknya, biar kita tidak kagetan,” tegasnya.

Meski begitu, Ganjar tidak mau kejadian sekolah ambruk seperti yang terjadi di aula SMKN 1 Miri Sragen membuat semuanya panik dan repot.

“Saya tidak mau semua panik, meskipun jangan-jangan memang ada beberapa kualitas bangunan sekolah kita kurang baik. Tapi kalau sudah bencana, memang tidak bisa diprediksi,” terangnya.

BACA JUGA : 13 Siswa SMK 1 Miri Jalani Perawatan Intensif

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya Pemkab Sragen, beberapa rumah sakit dan seluruh pihak yang telah bekerja menangani bencana ambruknya sekolah di SMKN 1 Miri Sragen itu.

“Ini sistem gotongroyong yang berjalan bagus. BPBD turun tangan, Bupati menjamin biaya rumah sakit. Karena kami komitmen membantu kesehatan, maka setelah dari rumah sakit ini, biar kami yang menanggung,” tegasnya.

Disinggung terkait pembangunan kembali aula SMKN 1 Miri yang ambruk, Ganjar mengatakan menemukan sedikit kendala. Dari bencana itu, diketahui bahwa tanah sekolah merupakan aset Bondho Deso.

“Ternyata itu asetnya Bondho Deso, jadi kalau mau bangun tidak pas karena itu bukan milik kami. Maka kami minta agar aset itu dihibahkan ke kami untuk dibangun. Kalau belum bisa, maka pembangunan akan kami lakukan menggunakan dana CSR. Informasinya sudah ada salah satu BUMN yang mau bantu,” tutupnya.

Sekadar diketahui, aula SMKN 1 Miri Sragen ambruk pasca diterjang hujan deras dan angin kencang pada Rabu (20/11). Akibat peristiwa itu, sebanyak 22 siswa mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit.

Awalnya, para siswa melakukan praktik di luar kelas. Karena tiba-tiba hujan turun, siswa-siswi tersebut kemudian berteduh di aula sekolah.

Namun karena hujan deras disertai angin kencang, aula yang menjadi tempat berteduh tersebut ambruk. 22 siswa menjadi korban, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa nahas itu. (suarabaru.id)