blank
Ganjar Pranowo memukul gong tanda diresmikannya Festival Jerami #2 2019. (Foto : Hana eswe).

GROBOGAN – Panas menyengat tidak menyurutkan masyarakat untuk mendatangi pembukaan Festival Jerami kedua tahun 2019.

Bertempat di Lapangan Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, masyarakat berbondong-bondong ke desa wisata tersebut dan menantikan orang nomor satu di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang hendak membuka festival tersebut.

Setelah menunggu beberapa jam, Ganjar datang bersama Bupati Grobogan Sri Sumarni dan rombongan. Meski telah menempuh perjalanan jauh dari Solo menuju Banjarejo, Ganjar menyapa masyarakat yang telah lama menunggunya.

Kedatangan Ganjar disambut dengan tari barongan yang merupakan tari tradisional asal Desa Banjarejo. Tari rampak barongan ini mampu membuat Ganjar terkesima.

“Tepuk tangan yang sangat meriah untuk tari barongan ini yang merupakan tari tradisional asal Desa Banjarejo ini. Bagus tadi tariannya,” ujar Ganjar, saat mengawali sambutannya di atas panggung.

Dikatakan Ganjar, desa wisata Banjarejo ini sangat menarik. Menurut Ganjar, Desa Banjarejo ini merupakan kawasan yang punya sejarah dan peradaban manusia maupun binatang.

“Saya sebenarnya nggak mau datang ke sini. Setelah saya lihat ini kok namanya Desa Banjarejo. Desa ini menarik. Siapa yang tahu, ternyata di kawasan ini punya sejarah dan peradaban manusia dan binatang. Maka, acara ini ternyata bisa untuk mendatangkan seniman ke Banjarejo,” ujar Ganjar.

blank
Ganjar menyalami peserta festival jerami. (Foto : Hana Eswe).

Ganjar menjelaskan, saat ini di Jawa Tengah sudah diberlakukan perda mengenai desa wisata. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan potensi wisata di pedesaan yang ada di Jawa Tengah. Pihaknya meminta kepada seluruh kepala desa agar meningkatkan potensi pedesaannya melalui desa wisata.

“Kalau kita kreatif dan inovatif, maka kita tidak akan kekurangan akal. Musim kemarau, panasnya sekali, tanahnya juga kering, terus apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan potensi.’’

‘’Ternyata saya lihat, ide dari desa ini saya acungkan jempol empat. Kenapa saya bilang begitu, karena jerami yang kemarin dibuang, ternyata bisa dipergunakan untuk karya seni yang kreatif. Ini merupakan kesenian yang pertama di dunia yang pernah saya lihat,” ujar Ganjar.

Ganjar mengapresiasi para pelaku wisata di Desa Banjarejo yang mempunyai ide kreatif untuk memperkenalkan desanya di media sosial. Termasuk tentang Festival Jerami #2 ini.

Ternyata setelah diunggah, semua bertanya apa yang terdapat di postingan itu dan dijelaskan bahwa itu jerami karya masyarakat Desa Banjarejo. “Tidak kalah dengan lainnya,” puji Ganjar Pranowo.

Sementara Kepala Desa  Banjarejo, Ahmad Taufik yang juga sekaligus penggagas kegiatan Festival Jerami kedua ini mengungkapkan, tema dalam festival ini yaitu serangga.

Beberapa patung jerami berbentuk hewan jenis serangga dipertunjukkan dalam festival ini, seperti kumbang, lebah, dan semut. Dari sekian patung tersebut, patung jerami terbesar yakni patung berbentuk Rondo Cangek, yang merupakan tokoh wanita dalam legenda Aji Saka.

“Kami harapkan di festival jerami ini dapat mempertunjukkan kepada masyarakat bahwa Kabupaten Grobogan merupakan lumbung padi terbesar di Jawa Tengah dan penyangga pangan nasional ketiga’’.

‘’Kegiatan ini diadakan selama 12 hari dengan alokasi dana berasal dari dana desa sebesar Rp 60 juta. Semoga ke depan, festival ini masih terus berjalan dan pesertanya bisa bertambah lebih banyak,” ucap Taufik, sapaan akrabnya saat menyampaikan sambutannya di atas panggung.

suarabaru.id/Hana Eswe.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini