KUDUS – Massa pendukung HM Tamzil, Bupati Kudus nonaktif yang terkena OTT KPK, menggelar aksi bertajuk ‘Balekno Bupatiku’ di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, Kamis (19/9). Aksi tersebut dilakukan untuk menuntut agar KPK segera membebaskan Tamzil dari semua jeratan hukum.
Dalam aksinya, massa yang mengklaim diri sebagai gabungan dari semua elemen masyarakat tersebut mengawali aksi dengan sebuah ritual berbau mistis. Dengan berpakaian adat Jawa, massa berkumpul di depan halaman kantor bupati.
Ritual kemudian diawali dengan membakar dupa dan menebar bunga setaman di depan kantor, massa kemudian melakukan pelepasan burung merpati dan burung perkutut. Tak lupa, teriakan takbir juga dikumandangkan saat burung-burung tersebut dilepaskan.
Pemimpin aksi, Arwani mengatakan pelepasan merpati tersebut sebagai simbol dalam beberapa waktu lagi Tamzil akan segera dibebaskan. Sementara, burung perkutut dianggap sebagai seekor burung mistis yang mampu untuk menyingkirkan sengkolo (bala) di Kabupaten Kudus.
“Dan anehnya, setelah dilepaskan, kedua burung tersebut terbang dan hinggap kembali di pepohonan halaman pendopo,”kata Arwani.
Usai menggelar ritual tersebut, massa kemudian melanjutkan aksi dengan mengitari alun-alun. Dengan diiringi kesenian barongan, ritual berbau mistis masih terus dilakukan dengan menebar bunga setaman dan memercikkan air di sepanjang bundaran alun-alun yang dilewati.
Aksi tersebut sontak menarik perhatian para pengguna jalan yang kebetulan melintas kawasan Alun-alun. Iring-iringan massa sempat membuat arus lalu lintas sekitar Simpang Tujuh tersendat. Namun, kesigapan puluhan aparat kepolisian yang bersiaga, membuat ritual berkeliling Alun-alun tersebut berjalan lancar. Usai mengitari bundaran Alun-alun, massa melanjutkan aksi dengan berorasi di depan air mancur halaman pendapa.
Arwani, dalam orasinya mengatakan apa yang dialami Bupati Kudus nonaktif HM Tamzil adalah sebuah kezaliman. Menurut Maesyaroh, dugaan suap yang menjadi pemicu OTT KPK terhadap Tamzil, justru merupakan tinggalan bupati-bupati terdahulu.
“Kami minta kepada KPK agar Pak Tamzil segera dikembalikan,”kata Arwani.
Hal senada juga disampaikan Maesyaroh, orator lainnya. Menurutnya, KPK jangan merekayasa kasus dugaan suap kepada HM Tamzil. Pihaknya mempertanyakan mengapa KPK seakan sengaja mengincar Tamzil yang baru menjabat sebagai bupati selama 10 bulan.
“Ada apa ini, semua rekayasa,”tandasnya.
Maesyaroh juga menambahkan, jika memang dugaan suap jual beli jabatan yang dijeratkan KPK terhadap Tamzil benar, hal tersebut dikatakan semata-mata warisan bahkan tradisi dari pemerintahan sebelumnya.
“Kalau memang benar, ini hanya semata-mata melanjutkan tradisi pemerintahan sepuluh tahun lalu,”tandasnya.
Setelah puas melakukan aksi, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Sebagaimana diketahui, Bupati Kudus nonaktif HM Tamzil terjerat OTT KPK atas dugaan suap jual beli jabatan pada akhir Juli 2019 lalu. Selain Tamzil, KPK juga menangkap dan menetapkan tersangka dua orang lainnya yakni staf khusus Agus Suranto ‘Kroto’ dan Plt Sekdin DPPKAD Ahmad Sofyan.
Suarabaru.id/Tm