SEMARANG – Kebhinekaan atau keberagaman di Jawa Tengah dirasa selalu kondusif dan terjaga. Hal itu bisa dilihat dari minimnya masalah mengenai perbedaan agama, suku, ataupun ras maupun golongan yang saat ini sedang sensitif.
Hal tersebut seperti yang diutarakan anggota Komisi A DPRD Jateng Amir Darmanto saat menjadi narasumber acara diskusi Prime Topic dengan tema Harmonikan Kebhinekaan, di Hotel Gets Semarang, Kamis (29/8/2019).
Amir mengatakan, untuk mengurangi masalah sebaiknya tidak melakukan penghakiman (judgement) kepada orang yang berbeda pandangan. Menurut Amir, biarkan perbedaan itu berjalan seperti yang sudah terjadi dari dulu. Mempraktikkan kebhinekaan bisa dimulai dari lingkungan sekitar terlebih dahulu seperti tolerasi terhadap perbedaan agama dalam keluarga.
“Negara ini dibangun juga atas perbedaan jangan men-judge kalau budaya, agama, atau suku kita itu yang paling benar. Mari kita rekatkan irama yang beda itu sehingga bisa jadi indah. Keluarga saya ada yang beda agama dan beda pandangan politik tapi kami tetap satu keluraga besar. Untuk apa kita bertengkar karena berbeda, kalau berbeda itu indah,” kata politikus PKS itu.
Narasumber lain, Kepala Politik Dalam Negeri Kesabangpol Jateng Ibnu Kuncoro mengatakan, kebhinekaan di Jateng masih sangat terawat dengan adanya peraraturan hari Kamis pekan ke-4 semua pegawai pemerintahan wajib menggunakan busana adat. Bukan cuma busana adat khas Jateng saja, tetapi juga busana khas provinsi lainnya.
“Hal itu menurut saya adalah bentuk dan simbol keberagaman pancasila dan merupakan bagian dari penerapan bhineka tunggal ika yang harus kita junjung tinggi,” kata Ibnu.
Sementara itu, akademisi USM Muhammad Junaidi mengatakan elaborasi antara masyarakat dan pemerintah juga harus dijaga oleh eksekutif dan legislatif. Yang tersulit adalah merawat kebhinekaan, di Indonesia ada ribuan perbedaan tetapi konflik jarang terjadi dan dapat cepat diatasi, berbeda dengan di AS yang minim perbedaan tetapi konflik malah sering terjadi.
“Ini yang harus kita cermati dan resapi lagi dengan negara besar dan masyarakat yang banyak indoenesia harus lebih bisa menjaga tolernasi lagi. Kita ini disorot dunia karena dengan perbedaan yg luar biasa banyak tapi kita tetap bisa bersatu dlm kebinekaan,” kata Junaidi. (suarabaru.id)