SEMARANG – 32 siswa SD Marsudirini BSB Semarang, Rabu (14/8) menggeruduk kantor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pamer keberhasilan telah mengalahkan Australia dan beberapa negara di Asia. Mereka meraih gold award dalam Singapore International Choral Festival. 1-4 Agustus kemarin.
Abner Rae Utungga Natasuta kelas 5, salah satunya. Dengan nada bicara yang meyakinkan dia mengatakan kepada Ganjar kemampuan Australia jauh di bawah dirinya dan kawan-kawan. “Bagus kita, Pak. Thailand, Filipina dan Singapura juga di bawah kita,” kata Abner.
Mendengar wadulan dari bocah chubby itu Ganjar pun langsung tertawa. Tanya jawab pun terjadi antara Ganjar dan 32 siswa siswi SD itu. Tentang lawan-lawan beserta kemampuannya, sampai cara mereka latihan selama ini.
“Ternyata londo Australia kalah karo cah Mijen. Siapa bilang kita tidak bisa mengalahkan Londo? Kita bisa mengalahkan karena latihan,” kata Ganjar.
Seolah ingin tahu kemampuan Abner dan kawan-kawannya, Ganjar langsung meminta mereka beraksi. Dengan teriakan-teriakan kecil karena bahagia mereka langsung membentuk formasi setengah lingkaran. Mereka menyanyikan lagu Hossana.
“Jos tenan ternyata,” kata Ganjar.
Abner dan kawan-kawannya itu berangkat lomba dengan nama Tim Paduan Suara St Gabriel Children Choir dari SD Marsudirini BSB Semarang. Di ajang Singapore International Choral Festival itu mereka mengikuti kategori anak-anak se Asia dan Australia.
Salah satu lagu yang merek bawakan ketika lomba adalah Hossana. Irene, salah satu wali murid mengatakan para juri dibuat terpukau dengan penampilan Tim Paduan Suara St Gabriel Children Choir. Bahkan menurut mereka lagu itu semestinya dibawakan orang dewasa atau setidaknya yang memiliki predikat profesional.
“Juri memberi merek nilai 83,60. Itu kan luar biasa,” katanya.
Capaian itu tentu tidak diraih dalam waktu singkat. Berbagai perlombaan tingkat nasional telah mereka jajaki. Bahkan 32 anggota itu merupakan hasil seleksi dari seluruh siswa SD Marsudirini.
“Mereka ini dari kelas 3 sampai kelas 6. Berdiri sejak 2016. Sebelumnya mereka harus bersaing dengan 280 siswa lewat audisi yang ketat,” katanya.
Namun demikian dalam ajang tersebut menyisakan banyak pekerjaan rumah, khususnya untuk peningkatan kualitas suara dan penataan koreografi. Meski meraih gold award, Tim Paduan Suara St Gabriel Children Choir itu masih di bawah Hongkong dan China dalam perolehan total medali.
“Kalau Hongkong itu suaranya sangat halus dan powernya kuat. Sementara kalau China unggulannya adalah koreografi yang indah,” kata Irene. (suarabaru.id)