WONOSOBO – Fatayat NU merupakan wadah organisasi bagi aktifis perempuan muda NU untuk bisa meneruskan perjuangan dan spirit ahlu sunnah wal jama’ah (aswaja) yang telah ditanamkan oleh para pendiri NU seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah dan ulama NU lainnya.
Selain harus bisa meneruskan spirit Aswaja, Fatayat NU musti mampu menghadapi tantangan zaman yang tidak ringan. Perkembangan dunia tehnologi informasi yang begitu pesat menuntut aktifis perempuan NU mampu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman yang ada pada saat ini.
“Saat ini, dunia telah memasuki abad milenial. Segala sesuatu bisa dilakukan secara otomatis melalui tehnologi digital. Aktifis Fatayat NU juga harus mampu mengisi ruang media sosial dengan dakwah ala Aswaja. Kini media sosial sangat efektif dijadikan sebagai sarana dakwah bagi Fatayat NU,” tegasnya.
Penegasan itu disampaikan Haryati S Ag, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Wonosobo, Senin (5/8), usai terpilih sebagai ketua baru dalam Konferensi PC Fatayat NU setempat di Kantor PCNU 2 Ketinggring Kalianget Wonosobo. Konferensi digelar untuk memilih pengurus baru Fatayat NU lima tahun ke depan.
Mantan Ketua PC Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Wonosobo itu dalam pemilihan mendapat suara 271 sementara Ani Faoriyah (Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Wonosobo) mendapat 30 suara. Pengurus Fatayat NU yang mempunyai hak pilih terdiri 15 PAC Fatayat NU dan Pengurus Ranting Fatayat NU se-Wonosobo.
Dakwah Milenial
Ketua PC Fatayat NU terpilih yang juga Guru PAI dan Budi Pekerti SMA Negeri 1 Kertek bersama Tim Formatur berhak menyusun pengurus PC Fatayat NU Wonosobo lengkap untuk masa khidmat lima tahun ke depan. Pengurus Harian PC Fatayat NU terpilih diberi mandat untuk menjalankan program organisasi Badan Otonom (Banom) perempuan NU tersebut.
Ketua PC Fatayat NU Wonosobo terpilih Haryati SAg mengaku siap untuk mengemban amanah sebagai orang nomer satu di jajaran PC Fatayat NU Wonosobo. Dia pun meminta semua pihak, terutama pengurus PCNU dan PC Muslimat, untuk bisa mendukung dan membimbing langkah dan gerak yang akan dilakukan oleh PC Fatayat NU Wonosobo.
Menurut perempuan alumnus Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) – kini Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang ini, selain melakukan dakwah secara langsung di majelis taklim perempuan milenial Fatayat NU musti gencar melakukan dakwah di dunia maya.
Ditambahkan Haryati, tantangan berat lain yang juga harus dihadapi Fatayat NU adalah berkembangnya faham radikalisme dan terorisme di masyarakat.
Paham itu berkembang karena pemahaman agama yang dangkal di kalangan umat Islam. Mereka belajar Islam melalui chanel youtube dan mesin pencarian google bukan pada Kiai NU atau di pesantren.
“Soal sumber pengetahuan Islam, organisasi NU itu paling kaya. Karena NU punya kiai yang menciptakan Kitab Kuning dan Pondok Pesantren yang mengajarkan banyak ilmu ke-Islaman yang tidak lekang oleh perkembangan zaman sekalipun. Karena itu, dengan keilmuannya Fatayat NU harus jadi pejuang di kalangan perempuan lintas zaman,” katanya.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka