blank
Festival Bumdes di Alun-alun II Jepara

Jepara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menggelar Festival Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan produk unggulan desa Tahun 2019. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, sejak Jumat 2 hingga 4 Agustus 2019, di Alun-alun II Jepara.

Festival Bumdes yang dibuka oleh Asisten III Setda Jepara Fadkurrozi, juga dihadiri Kepala sub. Direktorat Pengembangan Usana Bumdes Kemendes dan Transmigrasi  Febriyan Ayuswar dan para pejabat terkait.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermades) Kabupaten Jepara Bambang Slamet Raharjo mengatakan saat ini seluruh desa di Jepara sudah terbentuk Bumdes. Dari 184 Bumdes sudah terklasifikasi Bumdes berkembang 1 desa, tumbuh 94 desa dan dasar 93 desa. “Harapannya Bumdes di Jepara kedepan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata dia.

blank
Aneka produk olahan warga masyarakat dalam festival Bumdes

Pembentukan Bumdes untuk menampung seluruh kegiatan perekonomian yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Baik kegiatan perekonomian yang berkembang menurut adat istiadat dan budaya setempat. “Saya berharap kegiatan ini mampu memperluas pemasaran produk Bumdes,” kata dia.

Kepala sub. Direktorat Pengembangan Usana Bumdes Kemendes dan Transmigrasi  Febriyan Ayuswar mengatakan masing-masing desa memiliki promblematika yang berbeda. Namun yang paling penting adalah sinergitas antara pemerintah desa dan Bumdes.

“Dana desa yang dikucurkan pemerintah banyak sekali. Fokusnya hampir 80 persen untuk pembangunan infrastruktur. Namun untuk 2019 ini diharapkan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, termasuk Bumdes,” kata dia.

Asisten III Setda Jepara Fadkurrozi mengatakan kegiatan ini diharapkan menjadi wadah untuk memamerkan produk unggulan dari tiap desa di Jepara. “Semoga menjadi pemicu dan semangat kita untuk terus bergerak demi kebangkitan perekonomian masyarakat,” katanya.

Pembangunan desa saat ini menjadi fokus bersama. Hal ini sesuai dengan semangat Nawacita Presiden Joko Widodo yaitu membangun Indonesia dari pinggir dengan memperkuat daerah dan desa. (Suarabaru.id)