Ratusan kader PKK, Posyandu, BKB, BKR, BKL, PPKBD penuhi GOR Gemilang ikuti peringatan Harganas 2019 tingkat Kabupaten Magelang,Jawa Tengah. (Foto: SB/Tuhu)
BOROBUDUR- Masih banyak pernikahan usia dini di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Selama tahun 2018 terjadi 1.972 kasus pernikahan usia di bawah18 tahun, alias masih anak-anak.
Masalah itu menjadi tantangan program KKBPK (Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga). Persoalan lain yang dihadapi, pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontrasepsi.
“Selanjutnya, masalah pemanfaatan kelompok ketahanan keluarga dan anak yang menderita stunting (gizi buruk) juga cukup banyak,” kata Retno Indriastuti SKM MSi, kepala Dinas Sosial Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Magelang, Kamis (25/7).
Dalam peringatan Harganas (Hari Keluarga Nasional) di GOR Gemilang Kota Mungkid, dia mengemukakan, hasil survey 2017, terdapat 300 anak di satu kecamatan, 105 diantaranya positif stunting.
“Berkat pembinaan Dinas Kesehatan terus menerus, tahun ini jumlah penderita stunting berkurang,” katanya.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Wagino, berharap keluarga di Kabupaten Magelang bisa menjadi keluarga yang berkualitas, mandiri, dan sejahtera, serta menjadikan anak-anak yang smart, sehat, mandiri, trampil dan religius.
Hadir dalam peringatan Harganas Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP dan Ketua Tim Penggerak PKK Christanti Handayani SE. (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)