WONOSOBO-Tak kurang dari 750 paket bahan pokok berharga khusus disediakan Dinas Ketahanan Pangan (Diketpang) Provinsi Jawa Tengah dalam gelar pasar murah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), di lapangan Dusun Gemawang Desa Pagerejo Kecamatan Kertek Wonosobo, Kamis (9/5).
Setiap paket berisi 2 kilogram beras, 0,5 kilogram telur, bawang merah 1/4 kilogram dan cabe merah keriting 1/4 kilogram. Sembako murah tersebut khusus diberikan kepada warga kategori tidak mampu. Setiap warga diminta membeli dengan harga RpRp 15.000 per-paket. Ratusan warga antusias menyambut pasar murah di bulan ramadan ini.
Kepala Dinas Ketpang Provinsi Jateng, Agus Wariyanto mengatakan kebijakan pasar murah dalam rangka HBKN merupakan instruksi dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo demi meringankan beban warga miskin, menghadapi ramadhan dan lebaran tahun 2019.
“Selain di Wonosobo, pasar murah HBKN yang digelar tiap tahun ini juga diselenggarakan di 10 Kabupaten/Kota lainnya secara bertahap. Yang menjadi target dari kegiatan pasar murah ini adalah warga kurang mampu yang tinggal di wilayah pedesaan atau pinggiran kota,” terang Agus.
Menurut Agus, dari 750 paket tersebut, Disketpang Jawa Tengah membagi 2 jenis yakni paket untuk warga miskin sebanyak 500 unit dan warga sangat miskin 250 unit. Pembagian dengan jumlah paket yang berbeda tersebut agar warga yang memperoleh sembako murah bisa merata.
Perbaikan Gizi
Agus berharap warga yang mendapatkan paket bahan pangan murah benar-benar memanfaatkan untuk menunjang kebutuhan gizi keluarga, khususnya bagi keluarga yang memiliki anak-anak balita hingga usia sekolah. Pada saat bulan ramadan dan menjelang lebaran sembako murah sangat berarti bagi warga kurang mampu.
Wakil Bupati Wonosobo, Ir H Agus Subagiyo MSi yang ikut memantau pasar murah HBKN di Desa Pagerejo Kecamatan Kertek mengatakan pasar murah sangat meringankan beban ekonomi warga di bulan ramadan dan menjelang lebaran. Pasar murah diharapkan bisa meningkatkan kecukupan gizi bagi anak-anak.
“Desa Pagerejo dipilih sebagai lokasi pasar murah lantaran angka stunting atau gizi buruk wilayah ini cukup tinggi. Saya juga meminta desa lain yang punya masalah yang sama ke depan bisa dijadikan sebagai sasaran pemasaran paket sembako murah”, ujar mantan Kepala Dinas Sosial Wonosobo tersebut.
SuaraBaru.id/Muharno Zarka
.