blank
Usai acara peluncuran masjid digital pengurus Takmir Majid Al-Anwar foto bersama dengan pemateri diskusi "Pembinaan Masjid Produktif". Foto : SuaraBaru.id/Muharno Zarka

WONOSOBO-Ada banyak terobosan untuk menggaet kalangan milenial atau generasi muda untuk berbondong-bondong melakukan sholat lima waktu berjama’ah di masjid. Seperti yang ditempuh Takmir Masjid Al-Anwar RT 1 RW 1 Desa Gondang Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo.

Apa itu? Ya, takmir masjid setempat menyediakan fasilitas wifi gratis bagi jama’ah kaum muda yang sebagian besar pengguna telpone pintar alias android. Selain itu, takmir juga membuat website khusus masjiddigitalgondang.com yang berisi pernak-pernik kegiatan takmir masjid.

Guna meneguhkan masjid berbasis tehnologi informasi, Selasa (26/3), takmir masjid yang berada di pinggir perkampungan penduduk itu, melounching masjid digital di kompleks masjid setempat. Disebut-sebut masjid digital ini merupakan yang pertama di Jawa Tengah.

Selain fasilitas wifi gratis dan website, takmir masjid Al-Anwar juga menyediakan fingerprint dan triger. Fingerprint dimanfaatkan untuk sarana absensi bagi jama’ah yang sholat di masjid dan triger adalah sensor gerak yang bisa menghidupkan lampu di masjid secara otomatis.

“Melalui alat trigger, jamaah yang akan masuk masjid tidak perlu menghidupkan saklar agar lampu menyala. Tapi cukup berjalan melewati pintu masjid semua lampu yang ada akan menyala dengan sendirinya,” ujar Ketua Badan Takmir Masjid Al-Anwar Gondang, Ahmad Riyanto, S Kom

Sarjana Teknologi Informasi lulusan Universitas Sains Al Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo itu menambahkan ide mendirikan masjid digital dilatarbelakangi kondisi masjid yang sepi dari jamaah anak- anak dan remaja setiap jam salat tiba.

“Sebelum muncul ide masjid digital, guna meramaikan masjid, pihak takmir sudah menyediakan meja pingpong dan lapangan sepak bola. Tujuannya agar anak-anak bisa selalu bermain di komplek masjid dan saat tiba waktu salat ikut salat berjamaah”, cetusnya.

Cara itu, menurutnya, memang cukup ampuh. Karena saat adzan berkumandang anak-anak berhenti bermain dan ikut salat berjamaah di masjid yang belum lama dibangun itu. Karena banyak anak yang tidak membawa sarung, pihak takmir pun menyediakan alat untuk salat tersebut.

Fasilitas wifi gratis dan portal online akan dinonaktifkan di sekitar masjid Al-Anwar Gondang 15 menit sebelum masuk waktu sholat. Ketika sholat dan dzikir selesai internet baru diaktifkan lagi. Diharapkan dengan model masjid digital ini jama’ah tidak melek teknologi sekaligus rajin salat berjamaah di masjid.

blank
Ketua Badan Takmir Masjid Al-Anwar Gondang Ahmad Riyanto S Kom menandatangani kesepakatan kerja sama pengembangan masjid digital dengan BPC HIPMI, PT Asta Brata Tehologi, Dipartabud dan Diskominfo Wonosobo, Selasa (26/3). Foto : Muharno Zarka

Masjid Produktif

Sebelum peluncuran masjid digital dilakukan, takmir terlebih dahulu menggelar diskusi bertema “Pembinaan Masjid Produktif dan Perkembangan Tehnologi Informasi”. Diskusi tersebut sebagai bekal jama’ah dalam memakmurkan masjid di luar kegiatan mengaji dan beribadah.

Diskusi diikuti takmir masjid di wilayah Desa Gondang dan Gendol Jetis Pacarmulyo Kecamatan Leksono yang lakasinya tidak terlalu jauh dari masjid Al-Anwar Gondang. Hadir pula perwakilan remaja, pengurus HIPMI UNSIQ dan kalangan pemuda dan santri di sekitar Desa Gondang.

Diskusi menghadirkan pembicara Choirul Anwar (Ketua BPC HIPMI Wonosobo), Ma’arif S Kom (Direktur PT Asta Brata Tehnologi), Muafani ST MT (Dekan Fakultas Tehnik dan Ilmu Komputer UNSIQ), Astin Meiningsih (Ketua Mafindo), Astin Umariyah (Kasi Ekonomi Kreatif Dipartabud) dan Eko Prihanto (Kasi Tehnologi Informatika Diskominfo).

Choirul Anwar mengatakan memakmurkan masjid tidak sebatas dalam bentuk kegiatan mengaji dan ibadah tapi juga bisa dikembangkan dalam bentuk aktifitas lain, seperti pemberdayaan ekonomi jama’ah dan pembentukan koperasi takmir masjid. Banyak potensi pertanian yang bisa dikembangkan melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Guna memotivasi jama’ah, Awang – demikian dia kerap disapa – menampilkan slide orang-orang muda suskes di dunia bisnis. Seperti COE Bukalapak Ahmad Zaki, COE Go-Jek Nadiel Makarim, COE Tokopedia Williem Tanuwijaya dan beberapa perempuan yang sukses bisnis hijab berbasis online.

“Anak-anak muda yang sekarang sukses tersebut memulai dari hal kecil dan mampu memanfaatkan tehnologi informasi untuk mengembangkan bisnis. Tak sedikit pula pengusaha muda yang ketika sekolah dan kuliah dulu memulai bisnis dari masjid”, ujar pemilik usaha Sakura Group Wonosobo itu.

Sementara itu, Direktur PT Asta Brata Tehnologi Ma’arif S Kom mengungkapkan zaman sudah berubah dan masuk di era revolusi 4.0. Warga, tidak hanya di kota tapi di desa pun harus bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan tehnologi informasi yang berkembang sangat pesat.

“Dulu orang membajak sawah pakai cangkul, kemudian beralih menggunakan hewan (kerbau dan sapi), selajutnya berkembang bajak sawah dengan mesin traktor. Di era revolusi industriy 4.0 membajak sawah bisa dikendalikan dengan android dari pinggir sawah”, ujarnya.

Tehonolgi itu, sebutnya, bagai pisau. Bisa dimanfaatkan ke hal negatif maupun positif. Tinggal bagaimana pengguna tehnologi informasi itu secara cerdas menggunakan perangkat modern itu untuk pengembangan ekonomi, mengakses berita hoax atau hal negatif lainnya.

Ketua Mafindo Astin Meiningsih mengungkapkan satu sisi kemajuan tehnologi informasi bisa mempermudah seseorang mengakses berita dari berbagai belahan dunia tanpa mengenal batas waktu dan ruang tapi di sisi lain juga bisa membawa mudharat karena tehnologi informasi juga bisa membawa efek negatif terutama bagi generasi muda dan anak-anak.

Eko Prihananto dari Diskominfo melaporkan bahwa Wonosobo saat ini masuk penilaian 100 daerah di Indonesia sebagai smart city atau kota cerdas. Selain  bisa menyediakan fasilitas tehnologi informasi, kota smart city juga dapat memberikan pelayanan publik lain yang murah, mudah dan cepat.

Smart city mensyaratkan ada pembangunan smart government (pelayanan publik mudah, cepat dan murah), smart ekonomi (pengembangan ekonomi kreatif), smart living (daerah aman dan nyaman), smart society (sosial kemasyarakatan), smart invoirtmen (lingkungan bersih), smart branding (citra baik)’, katanya.

Di lain pihak, Astin Umariyah Kepala Seksi Ekonomi Kreatif Dispartabud mengatakan di Wonosobo ada banyak sekali sektor ekonomi kreatif yang bisa dikembangkan, termasuk oleh takmir masjid Al-Anwar Gondang Watumalang. Baik di bidang pertanian, UMKM, pariwisata, kuliner, fashion maupun kerajinan tangan.

Di akhir acara dilakukan penandatangan kerjasama Badan Takmir Masjid Al-Anwar Gondang, dengan BPC HIPMI Wonosobo, PT Asta Brata Tehnologi, Dispartabud dan Diskominfo Wonosobo. Kerjasama itu akan diwujudkan dalam bentuk pengembangan teknologi informasi dan ekonomi digital.

SuaraBaru.id/Muharno Zarka

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini