blank
Tampak bebatuan yg ditemukan saat penggalian tanah di lokasi yang dahulu diduga bangunan Candi

WONOSOBO(SUARABARU.ID)– Temuan struktur bangunan yang diduga candi di Dieng mengagetkan warga. Struktur bangunan ini ditemukan di bekas lahan kentang milik Alif Fauzi, warga Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Menurut Alif, struktur bangunan tersebut ditemukan saat ia membuat rumah budaya di Dieng. Sebagai fasilitas pendukung, ia juga membuat septic tank di sekitar lokasi rumah budaya.

“Awalnya kami tengah membuat rumah budaya. Dan pada saat membuat sepric tank, kan ada penggalian tanah, saat itu menemukan batuan kecil. Saat digali lagi ternyata berbentuk struktur bangunan,” terangnya, Selasa (21/1/2020).

Pria yang juga ketua Pokdarwis Dieng ini menuturkan, sebelumnya lokasi tersebut adalah lahan kebun kentang. Pada saat masih digarap untuk tanaman kentang, beberapa kali dicangkul namun tidak ada tanda-tanda terdapat susunan batu.

“Dulu dicangkul beberapa kali tidak pernah nemu ada susunan batu seperti ini. Mungkin karena saat mencangkul paling sampai kedalaman 50 sentimeter. Kalau sekarang penggalian sampai 1 meter dan ditemukan susunan batu,” kata dia.

Alif mengatakan, warga Dieng kerap melihat potongan batu seperti yang digunakan untuk bangunan candi. Terutama di lereng sebelah utara. Namun, yang mengagetkan pada temuan ini adalah susunan batu yang rapi dan rapat.

“Sebenarnya kalau potongan-potongan batu, warga di sini sering menemukan terutama di lereng utara. Bisa jadi dulu itu sisa potongan-potongan batu yang akan digunakan untuk membuat candi. Tetapi kalau yang baru ditemukan ini susunannya rapi dan rapat,” jelasnya.

Saat ini, ia menyerahkan sepenuhnya kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Termasuk apakah akan dipindah atau tetao berada di lokasi saat ini.

“Kami serahkan kepada BPCB untuk tindaklanjutinya seperti apa. Misalnya untuk penelitian apakah itu candi atau bukan atau kedepannya mau seperti apa,” ujarnya.

Namun, ia berharap agar susunan batu ini bisa tetap berada di lokasi saat ini. Hal ini tentu akan mendukung lokasi yang saat ini tengah dibangun yakni rumah budaya Dieng.

“Kalau harapan kami bisa tetap di sini untuk mendukung rumah budaya. Tetapi semuanya kami serahkan ke pihak BPCB,” tuturnya.

Untuk keamanan, Alif menuturkan, pihaknya terus mengawasi lokasi tersebut. Apalagi, saat ini sudah ada yang menempati rumah budaya tersebut.

“Rumah budaya ini sudah ada yang menempati, jadi sekaligus untuk menjaga lokasi temuan susunan batu. Sekarang memang sudah mulai ada yang datang untuk melihat, makanya perlu ada pengawasan,” katanya. Bagian Laki.
Menurut Kepala UPT Pengelolaan Obyek Wisata Dieng, Banjarnegara Aryadi Darwanto, struktur bangunan yang ditemukan di lahan warga ini merupakan kaki candi. Mengingat banyaknya susunan batu yang ditemukan.

“Jika melihat strukturnya, kemungkinan adalah bagian kaki candi. Karena jika dilihat dari susunan batu yang banyak. Yakni ada 9 lapis ke bawah. Kalau darmasala biasanya hanya 3-4 lapis,” kata Aryadi.

Selain itu, di lokasi tersebut juga ditemukan cerat yoni. Temuan ini menguatkan dugaan jika struktur bangunan yang ditemukan di bawah tanah tersebut adalah bangunan candi.

“Ada patahan cerat yoni. Selain susunan batu yang banyak, juga ditemukan cerat yoni. Ini yang menguatkan bahwa bangunan itu adalah candi,” ujarnya.

Aryadi menjelaskan, cerat yoni adalah pasangan dari lingga yang merupakan simbol dari Dewi Parvati. Biasanya, saat melakukan ritual atau upacara di candi, air dituangkan di lingga yang merupakan simbol dari Dewa Siwa. Air tersebut kemudian mengalir ke cerat yoni sebelum kemudian ditampung untuk menyucikan diri.

“Jadi cerat yoni ini untuk mengalirkan air dari lingga. Biasanya saat upacara, air ditungkan di lingga, kemudian mengalir ke cerat yoni kemudian ditampung untuk menyucikan diri,” jelasnya.

Muharno Zarka-Wahyu