blank
Air sungai Bengawan Solo terjadi polutan hitam pekat, berbusa, dan berbau tidak sedap. (Foto : SB/Ist)

BLORA – Manajeman PDAM Blora, segera menghentikan produksinya (off),  menyusul air baku dari sungai Bengawan Solo terkena polutan berubah warna hitam pekat, berbusa, dan berbau kurang sedap.

Buntutnya, ribuan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bakal tidak terlayani air untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga harus ngangsu atau beli ke pedagang air keliling.

“Kami akan off produksi, air baku dari Bengawan Solo tercemar (polutan) warna hitam,” beber Direktur Utama PDAM Tirta Amerta, Yan Riya Pramono, Rabu (11/9/2019).

Menurut Yan, polutan hitam pekat itu dari Hulu Bengawan Solo, dan sudah mendekati di pusat instalasi pengolahan air PDAM di Cepu.

Jika polutan hitam sudah sampai di intalasi pengolahan air IPA pada Rabu malam ini, pihaknya sementara waktu harus menghentikan produksi sampai air normal kembali.

Meskipun demikian, lanjutnya,  PDAM tetap terus berusaha mencari solusi bahan kimia yang mampu mengatasi polutan warna.

“Kami mohon maaf kepada para pelanggan, PDAM sementara ini akan off produksi,” tambah Yan Riya Pramono.

Sebelumnya, manajemen sempat dibikin pusing dengan pengeringan Waduk Tempuran,  Kali Ngampel dan sumber Kajar.

blank
Satu dari dua unit boster (pendorong) air proyek SPAM di timur Kota Kecamatan Jiken, Blora, dinamai GudangBanyu sudah mulai berfungsi baik. (Foto : Wahono)

Bantuan Pusat

Namun,  seperti diberitakan sebelumnya, manajemen PDAM tertolong proyek SPAM Bengawan Solo yang airnya mulai mengalir lancar ke menara air di Kunden, Kota Blora.

PDAM Blora selama ini mengandalkan air baku Waduk Tempuran, Sungai Ngampel, dan sumber Kajar.

Setelah Waduk Tempuran dikeringkan untuk perawatan fisik, Kali Ngamlel dan Kajar debitnya turun drastis, BUMD itu hanya mampu melayani sebagian pelanggan saja.

Bahkan diakui oleh Yan Riya Pramono, seperti musim kemarau 2018 lalu, pelanggan di Kota Blora dan sekitarnya tidak terlayani maksimal, hanya sekitar 1.000 dari 3.900.

Setelah musim hujan, air baku di Waduk Tempuran juga tidak bisa membantu PDAM, karena dikeringkan untuk proyek perbaikan waduk.

Untungnya, proyek Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) yang pipa jaringan distribusi utama (JDU) memanjang dari DAS Bengawan Solo ke Kota Blora mulai mengalir, pelanggan PDAM di Blora dan sekitarnya bisa terlayani.

Saat SPAM normal mengalir dari Bengawan Solo ke Blora, debit air bisa diatas 35 liter per detik.

Perlu diketahui,  proyek SPAM bantuan pemerintah pusat berbiaya Rp 135 miliar yang digarap sejak 2014 oleh PT. Hutama Karya (HK), diujicoba akhir Desember 2018.

Untuk sampai di menara air Blora, JDU atau pipa induk sepanjang 42 kilometer itu dilengkapi intake berlokasi di Cepu, dan dua boster pendorong air di Sambong dan Jiken.

Proyek multi year tersebut, melintasi lima kecamatan (Cepu, Sambong, Jiken, Jepon, Blora ).

Ke depan SPAM diproyeksikan bisa melayani kebutuhan air untuk 8.000 kepala keluarga (KK) berkapasitas 200 liter/detik.

Suarabaru.id/wahono