blank
Wali Kota Sigit Widyonindito berkomunikasi dengan siswa SMK Negeri 1 Magelang yang menemukan 'shomae', (Suarabaru.id/dh)

 

MAGELANG- ‘Shomae’, karya siswa SMK Negeri 1 Kota Magelang mencuri perhatian tamu undangan yang hadir pada Musrenbang RKPD Kota Magelang di Pendapa Pengabdian, beberapa hari lalu. Karena temuan siswa tersebut sangat unik.

Shomae singkatan dari ‘smarthome renewable energy’ merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi membantu khususnya kaum ibu yang sering khawatir dengan jemuran pakaian kalau turun hujan. Alat ini bertumpu pada sensor yang bisa mendeteksi air dan cahaya.

Dua sensor diletakkan di atap rumah, kemudian dihubungkan pada rel dan tali jemuran. Cara kerjanya, jika sensor membaca adanya cahaya, maka rel otomatis akan bergerak mendorong tali jemuran ke area luar. Sebaliknya, jika sensor mendeteksi air hujan maka rel akan menarik tali ke dalam.

‘’Jadi kalau ada alat ini ibu-ibu tidak perlu panik, kalau hujan atau hari gelap, jemuran bisa masuk rumah sendiri. Kalau panas bisa keluar sendiri,’’ kata Yovi Satria, salah satu siswa pencipta Shomae.

Siswa jurusan Elektronika Industri itu menjelaskan, sejauh ini Shomae masih sebatas prototipe. Ke depan dia berharap karyanya bisa diperbaharui dan diproduksi, sehingga layak jual di pasaran.

Selain Shomae, Yovi dan beberapa temannya juga menciptakan alat menyalakan lampu otomatis menggunakan aplikasi bluetooth. Seseorang tidak perlu lagi memencet tombol saklar jika hendak menyalakan lampu rumah, bahkan bisa dari jarak jauh maksimal 25 meter.

Selanjutnya juga ada alat bernama ‘gerbang sidik jari’ yang bisa dipakai untuk membuka gerbang rumah otomatis.

‘’Kalau alat ini pakai aplikasi tertentu, ada fitur bluetooth yang bisa dihubungkan dengan lampu-lampu rumah.

 

blank
Siswa SMK Negeri 1 Magelang mengenalkan berbagai temuannya, (Suarabaru.id/dh)

Sedang gerbang sidik jari ini manfaatnya bisa menghindari kejahatan/pencuri yang memaksa masuk rumah’’ ungkap Yovi.

Guru Pembimbing SMK Negeri 1 Kota Magelang Awang Arif setiawan menjelaskan, pembuatan alat tersebut merupakan bagian dari mata pelajaran jurusan elektronika industri. Siswa dituntut bisa berkreasi untuk membuat sebuah produk yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat.

‘’Ini bagian dari teaching factory. Yakni  kurikurlum pembelajaran berbasis produk, anak belajar di kelas sekalgus bikin karya yang bisa dijual,’’ terangnya.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito, sangat mengapresiasi karya yang dihasilkan oleh siswa SMK Negeri 1 tersebut. Ide-ide kreatif dari generasi muda ini yang dibutuhkan untuk membangun Indonesia, khususnya Kota Magelang.

‘’Ide kreatif, inovatif, mereka ini yang dibutuhkan, harus terus digali dan dijaga supaya bangsa Indonesia, khususnya Kota Magelang terus maju tidak ketinggalan dengan daerah lain,’’ pintanya. (Suarabaru.id/dh)