blank
Salah satu anggota Bawaslu Wonosobo menyerahkan buku khotbah Pengawasan Pemilu yang ditertibkan Bawaslu RI kepada jajaran pengurus NU di Kejajar. Foto : Muharno Zarka

WONOSOBO– Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Wonosobo menggandeng organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah untuk terlibat dalam pengawasan dan pencegahan pelanggaran pemilu. Kegiatan sosisalisasi terhadap kedua ormas Islam besar tersebut dilakukan secara terpisah, kemarin.

Ketua Bawaslu Wonosobo, Sumali Ibnu Chamid menyebutkan, upaya Bawaslu mewujudkan pemilu bersih dan bermartabat, mutlak harus dilakukan dengan melibatkan masyarakat pemilih terlibat menjadi pengawas pemilu partisipatif. “Bawaslu Wonosobo secara bersamaan dengan lokasi terpisah mendorong komunitas NU dan Muhammadiyah ikut mengawasi pemilu,” ungkapnya.

Menurut dia, kegiatan bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo dipusatkan di Aula SMA Muhammadiyah Wonosobo dihadiri lebih dari 500 orang. Sedangkan dengan komunitas NU dipusatkan di Kecamatan Kejajar dihadiri Pengurus NU dan ribuan jamaah. Rangkaian kegiatan dimulai dengan pemahama pengawasan tahapan pemilu, jenis-jenis pelanggaran pemilu.

Kegiatan diakhiri dengan deklarasi menciptakan pemilu yang bersih dan bermatabat, berantas berita hoax, melawan eksploitasi sara dalam pemilu serta berkomitmen menolak politik uang. Langkah ini, kata dia, dinilai strategis membangun kesadaran bersama mewujudkan demokrasi bersih dan bermartabat. “Kami akan semakin gencar mengajak elemen masyarakat atas ini,” beber dia.

Dalam dua bulan kedepan Bawaslu Wonosobo akan berkegiatan sedikitnya menjangkau 1.500 pemilih untuk terlibat dalam pengawasan pemilu. “Kami sudah membangun komunikasi dengan berbagai komunitas akan terus menggaungkan bahwa pemilu harus diawasi bersama. Untuk mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam pengawasan pemilu, kami akan melakukan sosialisasi lintas segmen,” tutur dia.

Dimulai dari ormas keagamaan, komunitas seni sastra, kemunitas musik, pedagang, mahasiswa, pelajar, santri serta berbagai komunitas lain. “Harapan kami, keterlibatan lintas masyarakat ini akan semakain memperluang jangkauan Bawaslu dalam menekan potensi pelanggaran Pemilu. Sehingga cita cita luhur mewujudkan Pemilu damai, bersih dan bermartabat bisa tercapai,” tegasnya.

Sementara itu, Anggota Bawaslu Wonosobo sekaligus Koordinator Divisi Sengketa, Anas menegaskan, kegiatan bersama komunitas NU di Kecamatan Kejajar dimulai dengan penyampaian sosialisasi pengawan pemilu pembacaan deklarasi tolak politik uang, penyerahan buku Khotbah yang diterbitkan Bawaslu RI diakhiri dengan penandatanganan komitmen warga ikut mengawasi pemilu.

“Kegiatan ini sebagai ikhtiar Bawaslu mencegah tindak pelanggaran pemilu,” tandasnya.

Suarabaru.id/Muharno Zarka