blank
Sejumlah guru, siswa dan para undangan foto bersama seusai menonton film sejarah, SMNet.Com/dok

 

MAGELANG- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenalkan pelajaran sejarah dengan cara yang menarik. Yaitu melalui pemutaran film inspiratif, dan  ini merupakan salah satu bentuk pengenalan pelajaran sejarah dengan cara yang menarik dan berbeda.

Acara itu tidak hanya menghadirkan para guru dan siswa. Pemutaran film ini juga menghadirkan pemeran/artis. ‘’Jadi belajar sejarah itu tidak harus di kelas, tapi bisa juga dilakukan dengan cara menarik. Para siswa bisa diajak menonton film,  sehingga nantinya bisa muncul inspirasi maupun spirit dari film dan bisa dicontoh,’’ kata Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Triana Wulandari,  di sela pemutaran film inspiratif di Gedung Widoro Wiji Pinilih,  Kota Magelang, Kamis (29/3).

Selain nonton film, lanjutnya, terobosan lain yang dilakukan  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk pengenalan pelajaran sejarah adalah melalui lawatan ke tempat-tempat bersejarah. Kemudian melalui komik sejarah, lomba kreasi audio visual sejarah untuk siswa SMA/MA/SMK se-Indonesia. Juga melalui  internalisasi nilai wawasan kebangsaan untuk guru-guru sejarah di wilayah perbatasan.

Menurutnya, tahun 2018  Kota Magelang ditunjuk menjadi salah satu lokasi launching penyelenggaraan penguatan pendidikan karakter melalui media inspiratif (Pendekar Inspiratif). Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk nonton bareng pemutaran film inspiratif yang mengandung nilai karakter bangsa.

‘’Kegiatan ini sudah berjalan selama enam tahun terakhir. Tahun ini pertama kali diputar di Kota Magelang. Setiap tahun kita roadshow di kota/kabupaten di Indonesia,’’  ujarnya.

Triana menuturkan, kementerian memiliki sebanyak 30 film yang disiapkan untuk program Pendekar Inspiratif. Di setiap daerah akan diputar dua film dengan sasaran penonton 750 guru dan 750 siswa.

Asisten II Setda Kota Magelang, Joko Budiono mengaku bangga, karena Kota Magelang tahun ini ditunjuk sebagai lokasi launching Pendekar Inspiratif.

Joko menerangkan, Ki Hajar Dewantoro telah memaknai pendidikan sebagai upaya untuk membentuk manusia yang tidak hanya memiliki pikiran yang cerdas dan pintar.

‘’Namun lebih dari itu, pendidikan harus peka akan budi pekerti, sehingga dengan kepekaan ini terbentuklah pribadi yang sesuai akar budaya bangsa Indonesia. Yaitu halus budinya dan santun tingkah lakunya,’’ ungkapnya.

Berdasarkan gagasan Ki Hajar Dewantoro tersebut, lanjutnya, pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan. Yaitu, membantu manusia menjadi cerdas dan pintar, serta membantu manusia menjadi lebih baik.

‘’Menjadikan manusia  cerdas dan pintar boleh jadi merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun menjadikan manusia menjadi baik, akan jauh lebih sulit. Dengan demikian, sangat wajar apabila problem moral merupakan persoalan mendesak yang harus segera diatasi, terlebih menghadapi era keterbukaan dan tekhnologi informasi seperti saat ini,’’ terangnya.

Mantan Kepala Disperindag itu mengapresiasi usaha untuk melakukan penguatan pendidikan karakter manusia Indonesia. Karena hal ini akan menjadi fondasi terbentuknya generasi yang berkualitas dan berakhlak baik.

‘’Terlebih dengan penggunaan film sebagai media visual pembelajaran, yang memiliki daya tarik dalam mempengaruhi penonton, sehingga mampu membawa pesan khusus dari film tersebut,’’ tegasnya. (SMNet.Com/dh)