blank

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Bojong, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, dikembangkan sebagai desa wisata. Itu sebagai sarana penunjang perekonomian desa setempat.

Dosen Universitas Muhammadiyah Magelang (UMMagelang) Rochiyati Murni menuturkan, untuk pengembangan wisata di desa itu dia terjun bersama sejumlah mahasiswa Manajemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Terdiri Ahmad Abdul Ayiz, Riyo Ibnu Prabowo, Kusharyanto, Kristin Indah Ayu Purwati, Feby Kurnia Devi.

Dikatakan, pariwisata merupakan perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Ada beberapa jenis pariwisata seperti wisata budaya, kesehatan, sosial. Wisata juga menyuguhkan pemandangan alam yang indah, yang dapat menyegarkan mata dan menenangkan hati.

“Biasanya pengunjung datang ke wisata untuk sekedar mengembalikan suasana hati yang sedang kalut,” tuturnya.

Maka, melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Terpadu (PPMT) mahasiswa melakukan pengembangan Desa Wisata Bojong. Untuk mencapai tujuan tersebut pihaknya melakukan kerja sama dengan salah satu tempat wisata yang berada di Desa Bojong Mungkid, yakni Taman Bunga dan Edukasi Athena.

“Di Desa Wisata Bojong ini tidak hanya menyuguhkan tempat untuk bersenang-senang, kami juga berkerja sama dengan UMKM penghasil bakpia panggang dan penghasil sapu ijuk,” tuturnya.

Kendala

Kendala utama yang menyebabkan terjadinya kemacetan dalam pengembangan Desa Wisata Bojong Kojor yang menjadi tujuan pengimplementasian ilmu melalui program PPMT adalah mengenai permasalahan SDM dan keuangan. Minimnya jaminan akan adanya kompensasi yang mencukupi di tengah kebutuhan hidup yang semakin tinggi memicu pemuda-pemudi yang ada di lingkungan sekitar kurang menaruh minat untuk ambil andil dalam pembangunan maupun pengelolan Desa Wisata. Tenaga kerja potensial dari warga sekitar lebih memilih mengejar peruntungan ekonomi mereka dengan bekerja pada perusahaan-perusahaan besar atau dengan merantau ke kota-kota besar.

Di samping itu, kurangnya kesadaran masyarakat sekitar mengenai pentingnya struktur organisasi yang tertata dalam mengelola Desa Wisata. Kurangnya antusiasme masyarakat sekitar untuk bersama-sama memperkenalkan potensi-potensi yang dimiliki Desa Bojong supaya dapat terlihat oleh pasar yang lebih luas. Serta kendala-kendala lain yang berada di luar kontrol seperti kondisi cuaca.  Mengingat sebagian besar fasilitas yang ditawarkan memanfaatkan kekayaan alam sekitar.

Ditambah dengan adanya pandemi covid-19 ini, destinasi wisata tidak hanya di Desa Wisata Bojong saja yang mengalami penutupan sementara. Tetapi juga semua wisata yang ada, termasuk supermarket, pasar, sekolah, kantor bahkan pabrik juga mengalami penutupan sementara. Dikarenakan program social distancing  mengharuskan semua orang untuk tetap di rumah. “Mengakibatkan semua tempat menjadi sepi pengunjung dan tidak mempunyai penghasilan sama sekali,” imbuhnya.

Beruntung tidak 100% Desa Wisata Bojong itu terhenti, masih ada UMKM berupa bakpia panggang dan penghasil sapu ijuk. Mereka tetap bisa beroperasi dan mendapatkan penghasilan walaupun tidak sebanyak biasanya. Karena mereka harus tetap melakukan kebiijakan covid-19 agar tetap bisa menjaga kesehatan semua orang. Mereka menerima pesanan melalui WhatsApp dan akan mengantarkan pesanan sampai rumah konsumen.

Ditegaskan, secara garis besar PPMT bertujuan membantu  mengembangakan desa dalam sektor pariwisata. Sementara dampak dan manfaat yang diperoleh cukup banyak. Misalnya potensi sosial dan ekonominya adalah dapat mengimplementasikan ilmu manajemen maupun akutansi untuk dijalankan setiap kegiatan yang seringkali melibatkan banyak orang dan dapat memperbaiki struktur keuangan. Serta adanya proses interaksi antara mahasiswa dan pengurus BUMDes untuk menumbuhkan ide-ide kreatif dan inovatif yang akan membantu pelaksanaan kegiatan. Juga dapat menjembatani BUMDes dengan desa agar dapat bekerja sama dan saling membantu.

“Harapan kami nantinya BUMDes bisa berjalan dengan lancar dan masyarakat dapat lebih mengenal adanya desa wisata, sehingga lebih bisa mengangkat citra desa wisata kecil ini di mata khalayak, dan dapat menjadi keuntungan juga bagi UMKM yang menjadi mitra dengan Desa Wisata Bojong. Nilai tambah bagi UMMagelang dapat mengangkat citra universitas untuk dapat dikenal baik oleh masyarakat,” imbuhnya.

Eko Priyono