KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Masyarakat Kebumen yang setiap hari melewati Jembatan Tembana di Sungai Luk Ulo yang menghubungkan Kota Kebumen dengan Kecamatan Pejagoan, dewasa ini merasa khawatir. Sebab leneng atau pagar jembatan tersebut dibiarkan makin keropos dan sebagian sudah lepas dari tiangnya.
Kondisi Jembatan Tembana yang merupakan jembatan tertua di Kebumen dan dibangun pada Abad 19 itu memang memprihatinkan. Leneng atau pagar di kanan dan kiri jembatan tersebut sudah nampak rapuh. Bahkan andai dipegang saja sudah ada yang lepas. Namun warga heran karena selama ini terkesan dibiarkan tak terawat oleh instansi yang yang berwewenang. Malahan belakangan ini jembatan tersebut hanya dipoles dengan cat warna-warni menyerupai pelangi.
Seorang tokoh masyarakat yang juga Sekretaris Yayasan SMK Nawa Bhakti Tembana, Desa Kutosari, Kebumen Drs Lulus Tri Paryadi mengaku ngeri melihat kondisi pagar Jembatan Tembana tersebut. Apalagi pihaknya menjumpai setiap hari pelajar dan masyarakat melewati jembatan itu. Namun ia pun heran sampai sejauh ini belum ada penanganan.
Padahal jembatan tersebut termasuk vital dan menjadi urat nadi warga dari luar kota arah barat menuju pusat kota Kebumen.”Dilihat sambil lewat saja sudah nampak pagar jembatan yang tua dan keropos. Ibaratnya disenggol saja sudah lepas, kok ya tega dibiarkan tak dirawat,”keluh Lulus yang juga mantan anggota DPRD Kebumen.
Aset Pemkab
Secara terpisah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kebumen Haryono Wahyudi dihubungi di kantornya mengakui, jembatan tersebut saat ini telah menjadi aset Pemkab. Semula jembatan yang dibangun pada era Kolonial Belanda itu merupakan aset Pusat dan termasuk dalam ruas jalan nasional.
“Saya juga baru tahu ternyata Jembatan Tembana sudah masuk aset kita dan sudah dihapus dari aset pusat. Tentu akan segera kita tangani dan kita perbaiki pada bagian yang rapuh itu,”jelas Haryono, seraya menambahkan, pihaknya juga akan memperbaiki konstruksi sayap jembatan yang juga mulai rusak.
Jembatan Tembana yang membentang di Sungai Luk Ulo merupakan jembantan tertua di Kebumen dan juga jembatan pertama di Sungai Luk Ulo. Konstruksi jembatan tergolong unik dan melengkung khas konstruksi bangunan Belanda yang terbuat dari semen merah. Namun secara umum konstruksi Jembatan Tembana masih kokoh meski di dasar sungai semakin meranggas.
Menurut warga Kebumen, kondisi dasar sungai yang pasirnya semakin habis itu terjadi bersamaan pembangunan Waduk Wadaslintang pada tahun 1988-1989. Kala itu deposit pasir Sungai Luk Ulo diambil secara besar-besaran untuk pembangunan Waduk Wadaslintang di perbatasan Kebumen-Wonosobo.
Komper Wardopo