Oleh: Amir Machmud NS
// seperti melepas impitan beban/ dan, mereka bergembira/ menemukan kembali diri/ dan kemampuannya…//
(Sajak “Ada Apa dengan MU?”, 2025)
SETIDAK-TIDAKNYA, catatlah tiga nama ini.
Terbuang, lalu “menantang”. Di tempat baru, mereka menemukan kembali diri dan kemampuannya yang hilang.
Bukan hanya Antony Matheus dos Santos yang bersinar di Real Betis, atau Marcus Rashford yang menemukan kegairahan di Aston Villa. Sebelum keduanya, telah ada Scott McTominay yang sangat fungsional bersama Napoli.
Bedanya, McTominay berlabuh di Stadion Diego Maradona lewat kepindahan resmi, sedangkan Antony dan Rashford dengan status peminjaman. Kesamaannya, ketiga pemain meninggalkan Machester United setelah divonis sulit berkembang di sana.
Di La Liga, Antony menggila dengan tiga kali beruntun menjadi man of the match, sedangkan Rashford unjuk determinasi dengan pergerakan dan assist-nya. Sementara performa McTominay yang tak tergantikan dari skema pelatih Antonio Conte mengundang pertanyaan, tak menyesalkah MU melepas gelandang yang acap membuat gol dari lini kedua itu?
Kiprah Pemain Pinjaman
Umumnya, pemain pinjaman memang mengundang dua spekulasi. Pertama, menemukan suasana baru yang menyegarkan visi bermain dan performanya. Kedua, gagal di klub yang meminjamnya, lalu kembali dalam kondisi makin terpuruk.
Antony dan Rashford tampaknya menghadirkan suasana yang bakal menyulitkan, baik bagi MU maupun mereka sendiri. Apakah keduanya bakal memanfaatkan opsi dipermanenkan oleh klub peminjam? Atau punya kalkulasi untuk bertualang ke klub lain? Atau, jika balik ke klub lama, adakah jaminan bakal kembali menembus skuad utama dengan penampilan yang segar?
Jadi, sebenarnya apa yang mereka rasakan di MU?
Baik Antony maupun Rashford gagal meyakinkan pelatih Ruben Amorim untuk menjadi kunci dalam skema yang dirancang. Baik dalam permainan maupun latihan, determinasi kedua pemain tersebut di luar standar yang dibutuhkan Amorim.
Pertanyaan “ada apa di MU” ini berlingkup sangat personal, tetapi juga bisa terkait dengan ekosistem: kondisi keseharian di klub, relasi dengan pelatih baik sebagai pribadi maupun taktik tim. Juga hubungan pemain dengan elemen-elemen lain dalam sebuah sistem. Atau fakta-fakta psikologis yang membut seorang pemain gagal untuk “mengeluarkan” seluruh potensinya.
Artinya, ada sesuatu yang tidak pas; hanya Antony dan Rashford yang mengerti persoalan apa yang mengganggu mereka sehingga merusak suasana untuk “bermain dengan hati”.
Unjuk Diri Antony
Antony, yang dibawa oleh Erik Ten Hag karena cemerlang di Ajax, mula-mula menjanjikan sebagai “faktor pembeda” di Red Devils, tetapi makin ke sini makin terasa dia tak mampu memperlihatkan sentuhan terbaiknya.
Selama dua setengah musim, pemain yang direkrut dari Ajax dengan harga 95 juta euro pada 2022 itu hanya mencetak 12 gol dan lima assists. Ketika Amorim datang menggantikan Erik Ten Hag, dia hanya sembilan kali tampil dan sekali menjadi starter di Piala Liga.
Peminjaman ke Real Betis di La Liga mengisyaratkan, dia mulai terbuang. Akan tetapi, nyatanya, pemain sayap itu memberi “tantangan” lain. Dia bisa menunjukkan “kegembiraan” di lingkungan baru.
Dia bermain impresif saat Real Betis mengalahkan Real Sociedad, dan terpilih sebagai pemain terbaik. Betis menang 3-0 atas Real Sociedad (17/2/2025). Antony mencetak satu gol dan satu assist. Dua gol dicetak Marc Roca.
Pada menit ke-51, Antony mencetak gol lewat tendangan voli indah ke pojok bawah gawang. Selanjutnya pada menit ke-69 pemain asal Brasil itu memberikan assist untuk gol kedua Marc Roca.
Luar biasanya, trofi man of the match itu menjadi penghargaan ketiganya secara beruntun di La Liga. Sebelum itu, dia meraihnya dalam laga debut melawan Athletic Club yang berakhir 2-2. Pada laga berikut melawan Celta Vigo, Antony kembali mencetak gol meskipun Betis kalah 2-3. Dia juga diganjar sebagai man of the match.
Jika dia konsisten, bukan tidak mungkin Real Betis bakal mempertahankannya. Pelatih Manuel Pellegrini meyakini, Antony masih berada di level tertinggi. Dia bahkan disanjung setelah membawa Betis mengalahkan Real Madrid 2-1, akhir pekan lalu.
Ada klaim menarik dari Ruben Amorim, bahwa Antony menghadapi kesulitan di MU karena fisiknya, namun hal itu dibantah oleh agennya, Junior Pedroso.
Pedroso menegaskan, analisis Amorim itu seperti meremahkan Liga Spanyol. “Kami menghormati pendapat pelatih Ruben Amorim, tetapi sama sekali tidak setuju dengan analisisnya. Itu argumen yang sangat dangkal, tidak mencerminkan kenyataan,” ucapnya seperti dikutip Football365 (detik.com, 6 Maret 2025).
Kegembiraan Rashford
Bagaimana pula dengan Marcus Rashford?
Sikap pelatih Ruben Amorim menimbulkan banyak sorotan, karena gagal mendorong Rashford kembali ke level terbaiknya. Seperti Erik Ten Hag, dia juga menyerah dan meminggirkan Rashford, sampai pada keputusan meminjamkannya.
Pemain nomor 9 itu tampil menjanjikan dalam laga melawan Chelsea, dua pekan lalu. Dia menginspirasi kebangkitan Villa dari ketertinggalan untuk memenangi pertandingan.
Rashford yang tampil sebagai pemain pengganti, memberi dua assists bagi gol Marco Asensio, sehingga Aston Villa unggul 2-1. Dia mencatat dua umpan kunci dari empat laga yang sudah dimainkan.
Unai Emery, pelatih Aston Villa mengapresiasi performa Rashford. Katanya kepada Sky Sports (BolaSkor.com, 23/2-2025), “Kami ingin mendukungnya, membantunya agar merasa nyaman di sini, berusaha mengimplementasikan keterampilan yang dia miliki dalam taktikal tim, agar dia kembali mendapat kepercayaan diri di tim ini. Dia sedang dalam proses tersebut”.
Marco Asensio juga memberi apresiasi. Menurut dia, mestinya publik tidak meragukan kemampuan Rashford. “Kami tahu kualitasnya. Dia banyak membantu kami, dan terima kasih atas dua assist ini,” katanya.
Faktor Kenyamanan
Agaknya, faktor kenyamanan memegang kunci bagi sejumlah pemain tertentu. Ketika ekosistem klub mendukung, dia bisa mengeluarkan seluruh potensi terbaik. Begitu pula sebaliknya.
Faktor itulah yang agaknya dirasakan Antony dan Rashford, demikian pula para pemain pinjaman lainnya.
Hal berbeda dirasakan Scott McTominay. Pemain asal Skotlandia yang tidak masuk dalam radar taktikus MU itu, malah menjadi pemain kunci di klub barunya.
Media-media di Italia memuji McTominay sebagai salah satu gelandang terbaik di Serie A musim ini. Di Partenopei, posisinya tak tergantikan. Dia dinilai cerdas, punya tekel kuat, serta memiliki multi-keterampilan dalam mencetak gol. Legenda MU Ole Gunnar Solskjaer termasuk yang menyayangkan McTominay dijual ke Napoli.
McTominay, Antony, dan Rashford menjadi contoh pemain yang terpinggirkan dari Old Trafford, namun membuktikan determinasi di klub lain. Justru dalam posisi sebagai pemain yang dijual dan pemain pinjaman.
Apakah itu berarti mereka menemukan “kegembiraan” dan kenyamanan di luar lingkaran Manchester Merah?
— Amir Machmud NS, wartawan Suarabaru.Id, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —