JEPARA (SUARABARU.ID)- Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara (Forkom Nelangsa) Jepara mendapatkan bantuan Sarana Pasca Panen (SPP) Rajungan Miniplant serta peralatan pendukung operasional berupa meja stainles, pengukus, penyaring air, dan optimalisasi IPAL. Pembangunan Miniplant di Jepara ini adalah pertama kali di Indonesia
Bantuan berasal Direktorat Pengolahan, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan senilai Rp. 525.800.000. Direktur Pengolahan Kementerian Perikanan dan Kelautan, Widya Riswanto, Selasa (24/12-2024) telah mengunjungi miniplant di Koperasi Produsen Berkah Rajungan Nusantara di Desa Desa Platar RT 03 RW 01, Kec. Tahunan dan diterima langsung oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara Farikhah Elida.
Disamping itu Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara (Forkom Nelangsa) Jepara juga mendapatkan bantuan pembangunan unit pengolahan limbah yang difasilitasi oleh CSR dari Bank Indonesia 370 juta
Menurut Ketua Forum Komunikasi Nelayan Rajungan Nusantara (Forkom Nelangsa) Jepara Mustain, melalui sarana pengolahan pasca panen tersebut diharapkan dapat lebih mensejahterakan nelayan. Sebab melalui pengolahan tersebut dapat memastikan harga rajungan serta menjaga kualitasnya.
Ia menjelaskan, saat ini miniplant dapat menampung 30 – 40 kg rajungan/hari. Dari jumlah ini mampu menghasilkan daging rajungan sekitar 7,5 kg / hari. “Ada sekitar 12 orang tenaga kerja pengupas rajungan yang ditampung,” terang Ketua Forum Nelayan Rajungan Nelangsa Jepara, Mustain yang juga aktif di forum komunikasi nelayan rajungan di Indonesia
Sedangkan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jepara Farikhah Elida menjelaskan, dalam kerjasama ini Forum Nelayan Rajungan Nelangsa mendapatkan mitra pemasaran dan pendampingan mutu produk dengan PT. Guna Citra Kartika (GCK )Jepara, sebagai perusahaan ekspor daging rajungan kaleng dengan tujuan Amerika Serikat.
Menurut Elida rajungan memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena merupakan salah satu komoditas utama untuk diekspor. “Produksi rajungan di kabupaten Jepara pada tahun 2023 sebesar 504.100 kg rajungan tangkap dengan nilai produksi mencapai Rp. 32.000.000.000,-/tahun. Harga rajungan segar berkisar (Rp.53.000 – 57.000/kg); rajungan rebus (Rp. 60.000 – 62.000/kg) dan daging rajungan (Rp. 280.000,-/kg),” ujarnya
Sebelumnya, hasil tangkapan rajungan dijual dalam bentuk segar/rebusan kemudian disetor ke pengepul untuk dikirim dan diolah lebih lanjut ke daerah lain seperti Rembang, Demak dan Tuban.
“Atas dukungan dari Kementerian Kelautan Perikanan RI dan dari berbagai pihak lainnya kepada Forkom Rajungan sehingga pada tahun 2024 ini mendapat Bantuan Sarana Pasca Panen (miniplant) dan Bantuan Fasilitasi Pelatihan picker/pengupas daging rajungan bagi istri nelayan. “Juga pemanfaatan limbah (cangkang), diolah menjadi tepung untuk bahan pakan ternak/ ikan,” ujarnya
DSementara Direktur Pengolahan Kementerian Perikanan dan Kelautan, Widya Riswanto kepada media menjelaskan miniplant yang berada di Jepara ini adalah pertama kali di Indonesia dengan standar internasional. “ Karena daging rajungan memang menjadi komoditas ekspor. Sedangkan negara tujuannya sampai saat ini 90 persen ke pasar Amerika,” ujarnya
Harapan kami faslitas pengolahan pasca panen ini dapat dikembangkan dan menjadi pusat percontohan pengolahan rajungan di Indonesia sebelum masuk ke pabrik pengalengan.
Hadepe