Narasumber workshop pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dari kanan Harlina Krismayanti (Disporapar jateng), Adin Hysteria (Komite ekonomi Kreatif Jateng), Zaenul Muttaqin (Genpi Jateng), dan narasumber R. Widiyartono. Foto: Adinda

SALATIGA (SUARABARU.ID) – Direktur Industri Kreatif Fesyen, Desain, dan Kuliner Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu mengatakan, Indonesia berhasil mencatatkan diri sebagai negara dengan kontribusi ekonomi kreatif terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dengan Hollywood Korea Selatan.

Hal itu disampaikan Yuke Sri Rahayu dalam Workshop Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Jawa Tengah di Hotel Grand Wahid Salatiga, Kamis (15/8/2024).

Amerika Serikat dengan produk-produk film Hollywoodnya kemudian Korea Selatan dengan K-Popnya, dan Indonesia dengan kekayaan seni dan budaya yang bersumber dari keragaman etnis dan suku budaya.

Direktur Industri Kreatif Fesyen, Desain, dan Kuliner Kemenparekraf Yuke Sri Rahayu memberikan sambutan dalam workshop pengembangan ekosistem ekonomi kreatif di Salatiga. Foto: R. Widiyartono

“Karena itulah, ekonomi kreatif mempunyai peran yang penting dalam perekonomian Indonesia,” ujar Yuke Sri Rahayu di hadapan para pelaku ekonomi kreatif, perwakilan unsur dinas yang membidangi pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk ada juga kepala dinas terkait se-Jawa Tengah.

Yuke menyebut, kekayaan budaya Indonesia ini bersumber dari keragaman etnis dan suku budaya ini khususnya. “Di Indonesia setidaknya tercatat lebih dari 700 bahasa, lebih dari 1.000 etnis. Ini dapat dikembangkan sebagai modal kreativitas bagi para pelaku industri kreatif,” ujar Yuke.

Hambatan Pengembangan

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jateng Agung Haryadi, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata, Arya Chandra Destianto, menyebutkan masih banyak kendala dalam pengembangan ekosistem ekonomi kreatif.