blank
Lampu dian kurung terpasang di jalan depan Musala At Thahiriyah Desa Kawedusan RT 04 RW 01 Kecamatan Kebumen, sejak awal Agustus ini.(Foto:SB/Komper Wardopo)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Puluhan lampu tradisional dian kurung atau lampion Jawa, sejak awal Agustus 2024 menghiasi lingkungan RT 04 RW 01 Desa Kawedusan, Kecamatan Kebumen.

Malam hari sinar lampu dian kurung terlihat makin cantik. Sedikit berbeda dari lampu hias pada umumnya. Nuansa klasik menjadikan kawasan perkampungan di tengah Desa Kawedusan itu bertambah asri.

Sejak akhir Juli tiap malam sejumlah warga telah lembur membuat kerajinan dian kurung. Setelah sekitar 60 dian kurung jadi dan siap pasang, warga RT 04 RW 01 Kawedusan kompak bergotong royong memasangnya di sebagian Gang Abubakar dan Gang Tengah, Desa Kawedusan.

Bagi yang lewat Gang Abubakar dan Gang Tengah Kawedusan malam hari, bakal menjumpai pemandangan berbeda dengan kerlap-kerlip lampu penerang tradisional tersebut. Dian kurung itu terdiri empat lampu tiap titik. Pemasangan berjarak sekitar 5-10 meter tiap titik.

blank
Warga RT 04/01 Desa Kawedusan, Kebumen, berkumpul di Musala At Thahiriyah untuk memasang dian kurung di awal Agustus lalu.,(Foto:SB/Warga 04/01 Kawedusan)

Puluhan dian kurung atau disebut damar kurung itu kini terpajang rapi disangga bambu, berkat kreativitas warga RT 04. Tentu lampu dian kurung ini bukan lilin, namun lampu listrik disalurkan dari warga terdekat.

Menurut penuturan Ketua RT 04 RW 01 Desa Kawedusan Farida Indaryati, semangat warga RT 04 RW 01 Desa Kawedusan setiap menyambut bulan Agustus dan menyongsong HUT Kemerdekaan RI patut diacungi jempol.

Farida mengaku sengaja memilih memasang dian kurung dibanding lampu hias biasa karena lebih bermakna tradisional, sederhana namun alami.

”Kami ingin ikut melestarikan seni budaya lokal dian kurung sekaligus memperingati HUT RI 2024 dengan semangat kebersamaan antarwarga,”ujar perempuan yang dikenal aktif di masyarakat itu.

Beragam Profesi

Di lingkungan RT 04/01 Kawedusan yang dihuni sekitar 63 warga tersebut telah lama memiliki satu musala, dua lembaga pendidikan (SDN Kawedusan dan MI Nurul Islam), serta satu showroom mobil terbesar di Kebumen, Bumen Redja Abadi (BRA).

Kades Kawedusan Aristanto pun memuji kerukunan warga di RT 04 RW 01. Bahkan dia yang hadir sewaktu silaturahmi warga RT 04 beberapa waktu lalu juga menilai di lingkungan tersebut memang berbeda dan unik. Sebab dari profesi warganya heterogen dan lengkap.

“’Di RT 04/01 ini warganya memang unik dan majemuk. Ada petaninya, abang becak, PNS, swasta, TNI dan Polri, perangkat desa, wartawan hingga anggota DPRD Kebumen.  Ketua RT nya pun perempuan,”tandas Kades.

Sebelumnya di lingkungan tersebut pernah tinggal cukup lama tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama yang juga hakim Pengadilan Agama (PA). Bertugas di PA Kedu dan Banyumas, H Nadjib SH. Kini berdinas di PA Pati, namun tetap menjalin silaturahami erat.

Pak Najib pula yang dulu merintis mendirikan Musaha At Thahiriyah bersama alm KH Moh Sobihan, alm KH Munjilin, H Saryono, H Romelan dan alm Budi Sutomo. Budi Sutomo tak lain yang mewakafkan tanah untuk musala tersebut. Selain untuk ibadah lima waktu, musala itu juga untuk kegiatan sosial kemasyarakatan warga.

“Meski ada yang berbeda, secara umum kehidupan masyarakat RT 04 guyub rukun penuh kekeluargaan dan toleran. Kami wajib melanjutkan warisan yang baik dari para sesepuh dahulu,”ujar Kiai Purmahludin yang kini menjadi Imam Musala At Tahihiryah.

Komper Wardopo