ens Raven bersama Trofi U19 didampingi kedua orangtuanya. Foto: instagram

Oleh: Amir Machmud NS

// sengatan mematikan/ itulah momen yang dinanti/ cukup lama menunggu/ dari era ke era/ hingga hadir garuda muda/ menjanjikan bayangan/ dalam gambaran masa depan//
(Sajak “Jens Raven”, Juli 2024)

TROFI keempat Indra Syafri. Tiga di antaranya didapat dengan mengalahkan Thailand di partai puncak.

Dari final Piala AFF U22 2019, SEA Games 2023, dan sekarang: final Piala AFF U19. Indra terbukti tidak menjadikan Thailand sebagai momok di tengah peta kekuatan sepak bola Asia Tenggara.

Jika ditotal dengan Piala AFF 2013 saat mengalahkan Vietnam di final, lengkaplah penobatannya sebagai coach pertama tim nasional Indonesia yang membukukan sebanyak itu gelar.

Dan, kali ini, Indra dibantu oleh seorang anak muda, striker kokoh bernama Jens Raven, yang mencetak gol tunggal dalam laga final di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, 22 Juli lalu.

Hasil ini bagai menobatkan dominasi Indra Syafri atas Thailand, yang selama puluhan tahun menguasai sepak bola Asia Tenggara. Dia juga membungkam Vietnam, yang — di semua level usia — mengklaim level di atas Timnas Garuda.

Bagi Jens Raven, yang memiliki darah Indonesia dari neneknya, trofi AFF ini menjadi momen bersejarah, karena dalam pertama kali memperkuat timnas dia langsung menjadi pembeda dengan golnya.

Sejak disumpah menjadi warga negara Indonesia, Raven kini berseragam Garuda dan….bersiap-siaplah dalam usia 18 tahun pemain klub Dordrecht di Liga Belanda itu akan menjadi tombak andalan timnas senior bersama pemain naturalisasi lainnya, Rafael Struick yang sudah terlebih dahulu mengenakan jersey timnas senior.

Simaklah apa haraan anak muda ini, “Sekarang, seperti yang saya katakan, menit demi menit adalah langkah demi langkah bagi saya, dan saya sangat senang. Saya merasa berada di tempat yang tepat dengan semua pemain U-19 dan U-20. Dan, saya pikir kami memiliki beberapa tujuan untuk dicapai dengan U-20 kami…”

STY Bisa Beralternatif
Dengan kehadiran Jens Raven, pelatih Shin Tae-yong kini punya alternatif lain di luar duet-duet penyerang yang biasa dipadukan. Dari simulasi Rafael Struick – Ramadhan Sananta, Struick – Dimas Drajat, Struick – Dendy Sulistiawan, hingga Struick – Hokky Caraka.

Apalah duet Struick – Raven berprospek bagus?

Potensi itu ada, dan keduanya diperkirakan bakal saling mengisi. Struick dengan pergerakan mencari ruang yang mobil, dan Raven dengan eksekusi dan kekokohan fisiknya.

Sejak menukangi timnas dari 2019, STY memang tampak mengalami kesulitan dalam meracik lini depan. Masuknya Hokky Caraka menandakan dia mencoba mencari alternatif kejutan dengan memberi kesempatan pemain muda. Begitu pula ketika memanggil Arkhan Kaka untuk putaran final Piala Asia U23.

Kehadiran Raven jelas memperkaya permutasi barisan penyerang STY. Ketika lini belakang dan tengah memiliki banyak alternatif skema, kini lini penggempur menghadirkan persaingan berbeda dengan masuknya Raven. Apa yang ditampilkan pemain 18 tahun ini di Piala AFF 2024 akan memudahkan coach Shin meracik skema.

Timnas Merah-Putih mendapat berkah dengan kehadiran Raven yang menjanjikan. Gambaran gol-gol tidak hanya terkreasi dari lini kedua dengan para penggawa paten seperti Witan Sulaiman, Egy Maulana Vikri, Yacob Sayuri, Ragnar Oratmangoen, atau Marselino Ferdinand.

Jens Raven memperkaya alternatif skematika STY menuju bukan saja Piala AFF 2024, melainkan juga babak ketiga Pra-Piala Dunia menghadapi para macan Asia. Gambaran kesangaran Jepang, Australia, Arab Saudi, Cina, dan Bahrain tentu butuh penyerang yang kokoh dan bisa bersaing. Dan, Raven adalah harapan besar untuk itu…

Amir Machmud NS; wartawan suarabaru.id, dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah