blank
Foto bersama dalam kegiatan penyuluhan anti-tawuran dan perundungan. Foto: Humas

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Melalui program inovasi Sanak Bassama (Sahabat Anak Bapas Satu Semarang), Bapas Semarang melakukan sosialisasi dan penyuluhan terkait bahaya perundungan dan tawuran di SMK Walisongo Semarang, Kamis (25/7/2024).

Kegiatan yang berlangsung di Aula SMK Walisongo ini dihadiri oleh 116 orang baik siswa baru, guru, dan staf sekolah. Kegiatan sendiri dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman bahaya perundungan maupun tawuran di kalangan pelajar.

“Kegiatan penyuluhan ini untuk memberikan pemahaman mendalam tentang dampak negatif perundungan dan tawuran, baik bagi korban maupun pelaku,” terang Puguh Setyawan Jhody didampingi Ervika Kholifah Suroso selaku narasumber dari Bapas Semarang.

Puguh menjelaskan, tindakan kekerasan, baik verbal maupun fisik, dapat merusak masa depan pelajar, mempengaruhi kesehatan mental, dan menciptakan lingkungan sekolah yang tidak aman.

Dalam sesi tanya jawab, para siswa diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka dan berdiskusi cara mengatasi saat terjadi perundungan atau tawuran.

Kepala SMK Walisongo, Dwi Hartadi pada kesempatan ini menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman, bebas dari kekerasan dan intimidasi.

Dwi juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan Bapas Semarang. Ia berharap kegiatan ini berkelanjutan untuk mendukung upaya sekolah dalam menciptakan lingkungan yang positif bagi para siswa. “Pendidikan karakter dan pembinaan moral sangat penting untuk membentuk generasi muda yang berakhlak mulia,” tandasnya.

Sementara itu, Pembimbing Kemasyarakatan Madya Susilowati menekankan pentingnya peran serta semua pihak dalam menangani masalah perundungan dan tawuran. Ia mengajak para siswa untuk saling mendukung dan melaporkan setiap tindakan kekerasan yang mereka saksikan. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai,” katanya.

Melalui sosialisasi ini diharapkan para pelajar SMK Walisongo bisa lebih memahami bahaya bullying dan tawuran, serta termotivasi untuk menciptakan budaya sekolah yang lebih positif dan inklusif.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya preventif untuk mengurangi kasus kekerasan di kalangan pelajar Kota Semarang.

Ning S