Kebaya
Ribuan perempuan berkebaya Jateng dan DIY berkumpul di Marga Utama Candi Borobudur, Rabu ( 24/7/2024) sore. Mereka berkumpul untuk memperingati satu tahun ditetapkannya 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Mereka juga mendonasikan kain kebaya kepada para perempuan pedagang di Candi Borobudur Foto: W. Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengusulkan kebaya sebagai warisan budaya dunia takbenda ke Unesco.

“Pengusulan kain kebaya warisan budaya dunia tersebut  melalui mekanisme nominasi bersama. Mekanisme tersebut dikembangkan oleh Unesco pada tahun 2008lalu,  sebagai salah satu upaya untuk merealisasikan tujuan Konvensi Unesco 2003 . Direncanakan pada Desember mendatang kebaya ditetapkan sebagai warisan budaya dunia,”kata Direktur  Pengembangan  dan Pemanfaatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan  Kebudayaan Riset dan Teknologi, Irini Dewi Wanti saat peringatan Hari Kebaya Nasional di Marga Utama Candi Borobudur, Rabu ( 24/7/2024) sore.

Irini mengatakan, pengusulan kebaya sebagai warisan budaya dunia tersebut, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menghormati keragaman budaya. Serta memberikan pengakuan yang semestinya terhadap praktik dan ekspresi komunitas di seluruh dunia dalam upaya pelindungan warisan budaya.

kebaya
Para perempuan berkebaya Jateng dan DIY memperingati Hari Kebaya Nasional pertama di Marga Utama Candi Borobudur, Rabu ( 24/7/2024) sore. Pada tahun ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengusulkan kebaya sebagai warisan budaya dunia takbenda ke Unesco. Foto: W. Cahyono

Menurutnya, saat kini yang dikejar bukan sertifikatnya. Tetapi, setelah kebaya tersebut ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia dan beberapa negara lainnya, semuanya  berkwajiban memeliharanya.

Ia menambahkna,  negara-negara  termasuk Indonesia yang memiliki warisan budaya tersebut harus menjami keberlanjutan dari warisan budaya itu. Dengan peringatan Hari Kebaya Nasional ini, merupakan salah satu upaya untuk memotivasi  melestarikan kebaya.

Ia menjelaskan, peringatan Hari Kebaya Nasional Candi Borobudur tersebut karena, di relief yang ada di Candi Borobudur  juga membuktikan perempuan Indonesia telah mempunyai busana tradisional. Salah satunya kain kebaya.hal itu juga terlihar dari salah satu relief yang ada di Candi Borobudur.

Sementara itu, Ketua Kebaya Foundation Magelang Raya, Maria Yosephine Hariati mengatakan, peringatan satu tahun ditetapkannya 24 Juli sebagai  Hari Kebaya Nasional tersebut menjadi wadah bagi para perempuan penyuka kebaya. Selain itu juga sebagai ajang kampanye agar lebih disenangi para perempuan Indonesia.

“Untuk mengampanyekan kain kebaya ke masyarakat, salah satu program kerja dari pengurus Kebaya Foundation Magelang, yakni melakukan kegiatan setiap hari Selasa berkebaya. Yakni, para anggota Kebaya Foundation Magelang Raya selain wajib mengenakan pakaian kebaya, juga harus melakukan berbagai  kegiatan,”kata Yossie.

Ia menambahkan, pada peringatan Hari Kebaya Nasional di Candi Borobudur, seluruh peserta  memberikan donasi berupa kain kebaya bagi para perempuan pedagang di Candi Borobudur. W. Cahyono