blank
Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri, Drs H Kusman Thoha MPd.(Dok.Ist)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Sejumlah tokoh di Kabupaten Wonogiri, memberikan tanggapan dingin terhadap kemunculan wacana pengajuan hak angket DPR-RI soal dugaan kecurangan Pemilu 2024. Meskipun masalah ini, belakangan telah menjadi wacana yang menasional dan viral.

Tanggapan tokoh masyarakat Wonogiri yang dingin tersebut, dilandasi oleh berpendapat tentang alangkah baiknya percaya dengan lembaga penyelenggara Pemilu. Apalagi, proses rekapitulasi hasil suara Pemilu 2024 yang dilakukan institusi Komisi Pemilihan Umum (KPU), kini masih berjalan dan belum final.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Wonogiri, Drs H Kusman Toha MPd. Kusman, mengajak masyarakat agar menahan diri dan tidak terprovokasi. Percayakan prosesnya kepada lembaga penyelenggara Pemilu, yang bekerja profesional.

Kata Kusman, secara yuridis hak angket itu menjadi haknya DPR. Seandainya itu dilakukan, memang itu haknya, tapi mestinya itu sebagai upaya tidak untuk bertujuan menghancurkan, namun untuk mencari kebenaran.

Meskipun begitu, Kusman berharap tidak perlu sampai menggunakan hak angket. Ia juga berharap, seluruh pihak bisa saling menerima dengan baik.

“Kalau saya berpendapat, ayo kita ikuti proses perhitungan oleh KPU,” ujar Kusman. Di sisi lain, ikuti apa yang telah dilakukan oleh Bawaslu sebagai institusi pengawas Pemilu 2024. ”Sehingga nanti akan menjadi indah,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua BEM Universitas Duta Bangsa, Nando, menyebut saat ini proses penghitungan suara secara real count tengah berjalan. Berlangsung dalam suasana aman dan lancar. Saat ini, masyarakat menunggu proses penetapan dari KPU.

Bawaslu

Namun dengan adanya dinamika politik pasca-Pemilu, telah memunculkan wacana penggunaan hak angket. Bila ada temuan kecurangan, mestinya segera dilaporkan ke Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu.

“Kalau memang ditemukan adanya kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu, harusnya dilaporkan ke Bawaslu. Saya selaku Ketua BEM Mahasiswa Duta Bangsa Wonogiri, tidak terprovokasi terhadap kegaduhan politik pasca-Pemilu 2024,” ujar Nando.

Pernyataan senada juga disampaikan Ketua Cabang Persaudaraan Setia Hati (PSHT) Winongo Tunas Muda, Wonogiri, Riyanto. Pendekar Perguruan Bela Diri Silat ini, berpendapat, saat ini belum sepatutnya wacana hak angket itu dilakukan.

Sebab tahapan Pemilu, tandas Riyanto, khususnya rekapitulasi penghitungan suara masih berlangsung. Secara pribadi, PSHT Winongo Tunas Muda Wonogiri, tidak mendukung wacana tersebut. Di Wonogiri, tambahnya, belum pernah mendengar kemunculan dukungan kelompok masyarakat terhadap wacana tersebut.

Terpisah, Tokoh Agama Kristiani Wonogiri, Pendeta Theofilius Saryono Agus Sulistiyanto, menilai itu sebagai hal yang berlebihan. Theo (demikian panggilan akrabnya) yang pernah menjadi Komisioner KPU Kabupaten Wonogiri, menilai, tahapan Pemilu 2024 belum final, dan masih menunggu hasil rekapitulasi serta penetapan dari KPU.

Menurut Theo, jika ada temuan kecurangan, itu bisa dilaporkan sesuai dengan mekanisme yang ada. Yakni ke Bawaslu maupun Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu (DKPP) hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Theo melihat, pasca-pencoblosan Pemilu 2024, situasi di masyarakat sudah mulai beraktivitas, tidak mempermasalahkan kondisi politik. ”Situasinya sejuk dan adem, hanya beberapa elit politik yang mempermasalahkan hal tersebut,” jelasnya.
Bambang Pur