blank
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto. Foto: Hp

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) berencana akan mengintensifkan konseling di sekolah.

Hal ini sebagai bentuk evaluasi terhadap kasus bunuh diri seorang siswa SMP Negeri di Kota Semarang pada Selasa (9/1/2024) lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto, mengatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan peran Bimbingan Konseling (BK) di sekolah.

Menurut Bambang, dengan masif bimbingan konseling, siswa bisa menyampaikan persoalan yang dihadapi. Sehingga akan ada keterbukaan antara guru dan siswa.

“Ada masalah apapun bisa disampaikan ke guru. Kami intensifkan komunikasi siswa dan guru,” ujarnya, Kamis (11/1/2024).

Dirinya menyebut jika seiring berkembangnya teknologi, anak-anak lebih sering menggunakan gawai. Terkadang, pihak sekolah tidak mengetahui informasi apa saja yang diakses siswa.

Maka, perlu adanya upaya membangun keterbukaan dengan konseling. Di samping itu, perlu ada penguatan karakter siswa untuk dilakukan.

Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu prihatin dengan adanya kasus bunuh diri yang dilakukan pelajar SMP di Semarang.

Mbak Ita sapaannya mengatakan, perlu peran keluarga dan lingkungan, selain peran guru di sekolah untuk menekan tingkat keputusasaan para remaja.

“Kalau lihat beritanya, dari Disdik juga sudah memastikan ke keluarga kalau bukan kasus perundungan atau bullying penyebabnya. Orang tua memiliki peran penting memantau perkembangan buah hati mereka,” katanya.

Pemkot Semarang selama ini telah memberikan perhatian lebih pada penguatan mental pelajar. Hal tersebut terlihat dengan adanya layanan konseling dalam Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM).

Hery Priyono