blank
Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. Foto: HP

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mendorong guru-guru memiliki kemampuan dan keterampilan tambahan. Melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, ruang dan fasilitas peningkatan kompetensi terbuka luas.

Sebelumnya, wali kota juga mengapresiasi atas prestasi yang ditorehkan oleh delapan guru dan tenaga kependidikan (GTK) inovatif dan dedikatif jelang Hari Guru Nasional 2023, 25 November.

“Sebenarnya kami melalui Dinas Pendidikan terus memberikan apresiasi. Bagaimana kami mendorong guru-guru lebih banyak ilmunya. Ilmu itu tidak statis tetapi dinamis,” katanya usai menghadiri giat Diseminasi Informasi Libas Kenita di Kantor Kecamatan Candisari, Rabu (8/11/2023).

Lebih jauh dirinya menjelaskan, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (KBM) yang menyenangkan, Pemkot Semarang melalui Dinas Pendidikan berkomitmen memberikan fasilitas dan ruang peningkatan kompetensi guru di Kota Semarang.

“Nanti ada pelatihan, peningkatan kompetensi, dan tentang kurikulum,” katanya.

Wali kota menegaskan kembali, bahwa aparatur sipil negara (ASN) lainnya juga wajib memiliki kompetensi. Termasuk juga dengan para guru dan tenaga kependidikan.

Pihaknya mendorong hal itu lantaran mengacu Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) Nomor 20 Tahun 2023 Tentang ASN yang telah ditetapkan dan diundangkan pada 31 Oktober 2023.

Dalam UU ASN terbaru itu, pengembangan kompetensi diatur dalam peraturan pelaksanaan yang harus ditetapkan maksimal enam bulan terhitung sejak diundangkan.

“Sekarang kami lakukan uji kompetensi, pada saat enam bulan setelah diberlakukan UU ASN harus ada talent full, tidak ada lagi pansel, ini mereka harus punya skill tambahan,” katanya.

Dalam hal ini, pemerintah sangat mendorong perencanaan proses pelatihan dan pengembangan kompetensi diri pada masing-masing guru.

“Saya sudah meminta Disdik membuat perencanaan, bisa memanggil guru-guru agar dilatih oleh trainer yang sesuai dengan kompetensinya,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga tengah fokus dalam penanganan kasus perundungan atau bullying yang marak di dunia pendidikan.

“Kami juga mendorong guru BK dalam penanganan bullying ini harus dilakukan terus-menerus. Pendekatannya harus masif namun humanis. Harus memahami pola pikir pelajar zaman sekarang juga,” katanya.

Sebelumnya, Pakar Pendidikan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Tukiman Taruno Sayoga, memuji perhatian Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pendidikan dalam meningkatkan prestasi guru dan kesejahteraannya.

Taruno mengatakan, prestasi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kesejahteraan.

“Kalau guru sudah tidak mikir lagi cari samben dan bisa dituntut full untuk fokus ke pembelajaran, istilahnya dedikasi seorang guru luar biasa, itu artinya ada hubungan langsung antara prestasi dan remunerasi,” ujarnya.

Menurutnya, dorongan dan perhatian yang diberikan semakin terlihat setelah para guru-guru di Kota Semarang menunjukkan prestasinya menjelang Hari Guru Nasional 2023, yang akan diperingati 25 November mendatang.

Torehan ini, kata Taruno harus diperhatikan lebih matang. Semisal, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang perlu memikirkan regulasi dengan memberikan penghargaan kepada guru dan tenaga kependidikan.

“Dalam hal inovasi dan dedikasi, sejauh ini regulasinya sudah bagus,” katanya.

Taruno yang juga mengampu Community Development itu menjelaskan, pentingnya kepesertaan guru penggerak dalam ajang seleksi guru dan tenaga kependidikan (GTK) inovatif dan dedikatif besutan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) itu.

“Saat ini yang didorong-dorong supaya berkembang menjadi baik adalah guru penggerak dan sekolah penggerak agar bisa menggerakkan guru-guru lain maupun sekolah-sekolah lain yang belum,” ujarnya.

Hery Priyono