blank
Caprio Thomas (19) menunjukkan menu Kopi Susu Gula Aren, yang menjadi salah satu daftar jajanan kopi keliling dengan brand Eling Kopi, di Jalan Imam Barjo, Kota Semarang, Jumat 6 Desember 2024. (Foto: Diaz Abidin)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Penjaja kopi keliling beberapa belakangan makin menjamur di pusat Kota Semarang, Jawa Tengah, khususnya.

Keberadaan penjual kopi keliling ini sangat membantu warga bahkan wisatawan yang sedang berkunjung ke Semarang. Misalnya di Kota Lama atau kawasan Simpang Lima.

Produk olahan minuman kopi keliling itu dijajakan dengan menggunakan modifikasi motor listrik dan gerobak dagangan, memudahkan untuk berjualan di tepian jalan.

Salah satu lokasi yang kerap menjadi lokasi berniaga minuman olahan kopi keliling yakni Jalan Imam Barjo, dan Jalan Pleburan Raya, tak jauh dari Jalan Pahlawan, Kota Semarang.

Beberapa merek kopi keliling tampak berjualan dengan identitas mereknya masing-masing, sejak pagi hari.

Cukup mencolok karena, mereka umumnya menggunakan warna-warna dominan cerah, seperti biru muda, kuning, merah.

Harganya juga cukup bersaing, ada yang dimulai dari Rp5 ribu, namun mayoritas rata-rata dimulai dengan harga Rp8 ribu misalnya untuk Kopi Susu Gula Aren.

Salah satu penjaja kopi keliling itu yakni Caprio Thomas (19), dengan merek dagangan Eling Kopi yang menggunakan branding warna mencolok biru muda.

Eling Kopi, kata dia baru sekira sebulan belakangan muncul bersamaan dengan semakin tumbuhnya berniaga minuman olahan kopi dengan metode tersebut.

“Pelanggan mayoritas orang-orang pekerja kantoran di sekitar, mahasiswa, orang lewat,” kata dia, di Jalan Imam Barjo, di seberang Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, 6 Desember 2024.

Selain itu juga, masyarakat yang memesan kuliner tersebut menggunakan jasa aplikasi transportasi atau pesan makanan daring.

Dari pengamatan, mayoritas penjaja kopi keliling tersebut telah menyediakan metode pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Hal ini telah menjadi opsi pemilihan transaksi pembayaran yang lebih praktis, apalagi untuk perkembangan gaya hidup masyarakat perkotaan.

“Yang sering pakai QRIS itu pekerja kantoran, mahasiswa, orang lewat juga,” kata Caprio.

Untuk diketahui, QRIS merupakan standar QR Code untuk pembayaran di Indonesia yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

Sistem pembayaran digital QRIS diluncurkan secara nasional pada 17 Agustus 2019 bertujuan untuk mempermudah, dan mempercepat transaksi pembayaran yang berstandar.

Tren Pengguna QRIS Meningkat

Dalam kesempatan lain, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Nita Rachmenia, menyebutkan, tren pengguna layanan transaksi digital QRIS meningkat.

Sejak QRIS diluncurkan pada 2019, catatan pengguna di Jawa Tengah menjadi yang terbanyak ketiga nasional dengan 7,4 juta pengguna hingga akhir Oktober 2024 atau pertumbuhan 41,96% secara tahunan year on year (YoY).

“Secara volume transaksi Jawa tengah menjadi yang terbanyak kelima secara nasional, dengan pertumbuhan 461,87% YoY,” kata dia.

Secara pertumbuhan merchant pengguna QRIS, Jawa Tengah menjadi yang terbanyak keempat secara nasional sebanyak 3,4 juta pengguna atau tumbuh 16,29 YoY.

Nita melanjutkan, pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) mendominasi penggunaan merchant QRIS sebesar 97,98%.

Segmentasinya UMKM tersebut, kata Nita, terdiri dari Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), dan Usaha Menengah (UME).

“Sebaran terbanyaknya di kota Semarang 243,58%. Untuk volume transaksi terbanyak juga di Kota Semarang 73,38 persen,” kata dia.

Lebih lanjut, Nita mengajak masyarakat untuk mulai transaksi digital menggunakan QRIS karena mempunyai keunggulan, seperti kecepatan transaksi dan tak perlu membawa uang tunai.

“Kanal QRIS benefitnya atau manfaatnya banyak. QRIS juga dapat memitigasi risiko peredaran uang palsu. Saat ini QRIS masih menjadi metode paling aman untuk bertransaksi,” kata dia.

Diaz Abidin