REMBANG (SUARABARU.ID)– Dalam tata kelola negara, ada tiga hal penting, yaitu aparatur negara, pangan yang cukup, dan kepercayaan. Satu yang tidak boleh hilang dari tiga hal itu adalah, kepercayaan.
Demikian disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat memberikan arahan kepada aparatur pemerintah desa se-Kabupaten Rembang, di Taman Sarinah, Desa Karangsari, Kecamatan Sulang, Rembang, Senin (10/7/2023).
Gubernur berambut putih itu meminta aparatur desa, baik perangkat desa maupun kepala desa, menjaga kepercayaan masyarakat, guna menyukseskan pembangunan desa. Misalnya, penggunaan dana harus dikelola secara baik dan berintegritas.
BACA JUGA: Kak Atikoh Flashmob Bareng Peserta Pramuka Berkebutuhan Khusus
”Jaga dan bangun kepercayaan itu, agar pembangunan berjalan bagus dan lancar,” kata politisi PDIP yang khas dengan rambut putihnya itu, dalam arahannya.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi Jateng telah menggelontorkan bantuan dana ke desa sebesar Rp 1,7 triliun. Untuk itu, aparatur desa harus mengelola bantuan itu secara baik, guna kepentingan rakyat.
”Jangan dikorupsi, jangan ada pungli. Laporannya juga harus sesuai dengan jadwal yang ada. Kalau nanti ada kesulitan, kami siap mendampingi. Harapan kami, pembangunan di desanya akan jauh lebih cepat,” jelasnya.
BACA JUGA: Buruan Beli Tiket Laga PSIS vs Persebaya Sebelum Kehabisan
Ganjar juga mengingatkan kepada aparatur desa, supaya mengejar penurunan angka kemiskinan ekstrem dan stunting di wilayahnya. Sebab, dua hal itu telah menjadi prioritas baik di tingkat Nasional maupun daerah.
”Bupati tadi juga sudah menyampaikan hal itu, agar kawan-kawan perangkat desa dan kadesnya kompak, untuk membereskan persoalan ini. Datanya sudah ada, treatment sudah dilakukan, tinggal progres saja. Nanti kalau ada kesulitan, Bupati bantu, saya bantu, dan ini akan bisa mempercepat,” imbuhnya.
Selain itu, dia juga meminta agar desa terus berinovasi, karena sudah banyak contoh inovasi desa yang menginspirasi dan menjadi contoh. Misalnya, desa antikorupsi, desa bebas stunting, desa mandiri energi, desa dengan lingkungan bersih dengan pengelolaan sampah. Banyak juga desa peduli perempuan dan peduli disabilitas.
BACA JUGA: 34 Pemain Seleksi Timnas U17 Jalani Tes Kesehatan, Dua Asal Jateng
”Itu dibentuk mereka dari inisiatif yang hebat. Dan itu menjadi best practices yang ada, dan bisa dibagikan kepada yang lain. Mudah-mudahan kawan-kawan PPDI dan kadesnya, akan bisa mengumpulkan cerita-cerita baik ini, kita bukukan, kita sebarkan dan mereka saling berkunjung, untuk saling belajar,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Abdul Hafidz menyatakan, Kabupaten Rembang telah dijadikan pilot project penurunan angka kemiskinan ekstrem. Setidaknya ada 61 desa yang dijadikan percontohan penurunan kemiskinan ekstrem, berdasarkan indikator kemiskinan yang ada.
”Untuk kemiskinan ekstrem ini, pendataan sudah 100 persen. Dari jumlah itu, masih ada indikator yang perlu dipertajam yaitu RTLH. Data kami pada tahun 2016 ada 23 ribu, kini tinggal 6.000,” ungkap dia.
Menurut Bupati, kalau bisa diambil 50 persennya kemiskinan ekstrem, maka akan tuntas nanti pilot project di 61 desa itu. ”Untuk stunting kami sudah 13 sekian persen, dan kami akan terus berusaha menurunkan sampai di bawah 10 persen,” tukasnya.
Riyan