diaspora
Sebagian peserta Javanese Diaspora Event ”Ngumpulke Balung Pisah” yang merupakan orang keturunan Jawa dan tinggal di luar negeri, sedang berfoto di halaman Manohara Hotel dan berlatar belakang Candi Borobudur. Foto: W. Cahyono

KOTA MUNGKID ( SUARABARU.ID)- Ratusan orang keturunan Jawa   yang saat tinggal di  berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Belanda, Suriname, Amerika, Kaledonia Baru dan lainnya berkumpul di Candi Borobudur. Mereka mengikuti kegiatan Javanese Diaspora Event yang diselenggarakan Paguyuban dan Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung.

“ Kegiatan  Javanese Diaspora berlangsung selama sepekan mulai 12-18 Juni mendatang,” kata Ketua Paguyuban dan Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah, Indrata  Kusuma Prijadi di sela-sela kegiatan tersebut, Senin ( 12/6/2023).

Indrata mengatakan, kegiatan awal Javanes Diaspora tersebut diawali di Candi Borobudur yang merupakan peninggalan Dinasti Syailendra, merupakan pertama kali digelar di luar Kota Yogyakarta.  Sebelumnya, sejak diselenggarakan pada tahun 2019 silam, kegiatan semacam itu selalu dilaksanakan di Kota Yogyakarta.

Sedangkan, tahun ini tidak hanya di Candi Borobudur dan Kota Yogyakarta saja. Melainkan akan dilaksanakan di kota –kota lain. Yakni, Surakarta, Ponorogo dan Surabaya.

“Kegiatan  Javanese Diaspora ini  diawali dari Candi Borobudur sebagai peninggalan  Dinasti Syailendra, kemudian akan mengunjungi Keraton Kasultanan dan Pakualaman di  Yogyakarta, lalu ke Keraton Mangkunegaraan dan Kasunanan  Surakarta,” kata Indrata.

Ia menambahkan, pada  tahun ini juga  dilaksanakan Jawa Road Trip untuk napak tilas ke daerah-daerah leluhur. Seperti di  wilayah  Ponorogo, Trowulan-Mojokerto di Jawa Timur sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit, dan  acara ditutup tour Surabaya-Madura-Gresik.

Indrata menjelaskan, pada kegiatan yang  mengambil tema “Java Road Trip 2023 Napak Tilas Luhuring Leluhur Tiyang Jawi” tersebut, saat di Ponorogo, Bupati Ponorogo direncanakan akan memberikan perangkat kesenian Reog Ponorogo kepada  warga keturunan Jawa yang ada di Malaysia, Singapura dan  Kaledonia Baru.

“ Ada tiga hal tentang pemberian perangkat kesenian Reog Ponorogo, yakni faktor  sejarah, politis dan psikologis,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Javanese Disapora Event V juga telah memutuskan untuk memilih sejumlah  figur untuk mendapatkan penganugerahan penghargaan Javanese Diaspora Award 2023. Para calon penerima penghargaan tersebut , yakni, Paul Salam Soemohohardjo(pimpinan sepuh dan Pimpinan  Partai Jawa di Suriname), Erick Rahmat Moertabat(Duta Besar LBPP Republik Suriname untuk Indonesia).

Kemudian, Dato Sukiman Sarmani (cendekiawan Malaysia keturunan Jawa), cheff Yono(chef kondang asal  Amerika Serikat yang masih  berdarah Jawa) dan Joany Timan(anak muda dari Kaledonia baru berdarah Jawa yang  aktif melestarikan seni budaya Jawa).

”Sedangkan nomine dari  Indonesia,namanya  belum bisa diinformasikan,sebagai teladan profil pimpinan yang andhap asor dan banyak menggunakan filosofi jawa dalam gaya kepemimpinannya,”ujarnya.

Indrata mengatakan, kegiatan  yang diinisiasi Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah tersebut   berawal dari komunikasi melalui sosial media antara komunitas Diaspora Jawa baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.

Menurutnya, Komunitas-komunitas tersebut yang kemudian berinisiatif untuk bertemu dan mengadakan event secara rutin sebagai sarana saling bertukar informasi mengenai keberadaan Diaspora Jawa dan perkembangan budaya Jawa di tempat mereka.

“Yayasan ini adalah organisasi independen tanpa tendensi politik, yang beranggotakan sukarelawan yang sangat peduli akan keberadaan Diaspora Jawa dan kelestarian budaya Jawa,” ujarnya.

Assisten III bidang  Administrasi Umum Sekda Kabupaten Magelang Asfuri Muhsis,   mengapresiasi kegiatan Javanese Diaspora Event yang baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Kabupaten Magelang.

“Pemkab Magelang sendiri terbuka untuk menerima mereka. Pemkab siap memfasilitasi apabila ada diantara mereka yang akan melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat,”katanya. W. Cahyono