KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Api dharma Waisak 2567 BE yang diambil dari sumber api alami Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, tiba di Candi Mendut yang ada di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jumat ( 2/6/2023) pukul 15.05 WIB.
Api dharma tersebut dengan menggunakan obor besar dan diangkut dengan menggunakan mobil bak terbuka, sesampainya di pelataran Candi Mendut, secara simbolis kepada masing-masing bhikkhu masing-masing sangha yang mengikuti penyemayaman api dharma tersebut. Kemudian, api tersebut digunakan untuk menyalakan sejumlah lilin dengan warna biru, merah, kuning dan putih yang telah disiapkan di altar.
Sebelum api dharma tersebut disemayamkan di dalam Candi Mendut, para bhikkhu/ bhikkhuni dari masing-masing sangha melakukan pradaksina ( berjalan mengelilingi candi searah jarum jam). Selain para bhikkhu, juga seluruh umat yang mengikuti prosesi tersebut juga melakukan pradaksina sebanyak tiga kali.
“Umat Buddha yang mengikuti upacara penyemayaman api dharma Waisak sekitar 300 orang. Sedangkan, bhikkhu yang ikut sekitar 400 orang dari berbagai dewan sangha,” kata Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2567 BE, Bhante Dhammavuddho Thera.
Baca Juga:Sampai di Candi Borobudur, Para Bhikkhu Thudong Terharu
Dhammavudho mengatakan, api dharma tersebut setelah disemayamkan di dalam Candi Mendut, akan dikirab bersama dengan air suci dari Umbuk Jumprit menuju Candi Borobudur oleh para bhikkhu dan umat Buddha pada Minggu besok.
“Api dan air sebagai sarana meditasi dan puja bakti bertepatan dengan detik-detik Waisak 2023 yang jatuh pada Minggu pukul 10.41.19 WIB,” katanya.
Ia menambahkan, 33 bhikkhu thudong dari Thailand tidak mengikuti upacara tersebut, karena saat ini mereka sedang beristirahat setelah melakukan perjalanan dari Thailand dan berakhir di Candi Borobudur. Namun, sejumlah bhikkhu dari sejumlah negara lain mengikuti prosesi tersebut.
“Sejumlah bhanthe dari beberapa negara lain mengikuti upacara penyemayaman api dharma Waisak. Seperti dari Srilangka, Thailand, Malaysia, Nepal, India dan Indonesia,” ujarnya.
Menurutnya, makna dari api dharma dalam upacara Tri Suci Waisak tersebut merupakan simbol kekuatan spiritual yang harus terus menyala di nurani umat Buddha dalam menjalani kehidupan ini.
“Api menerangi kegelapan sehingga umat dengan hati nuraninya diharapkan bisa menerangi samsara (kegelapan) dalam hidup manusia,” katanya. W.Cahyono