KEBUMEN (SUARABARU.ID)– Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, dirinya mendapatkan laporan, harga Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Kebumen cukup rendah, sekitar Rp 4.200. Dari informasi itu, kini pemerintah sedang menghitung harga ideal GKP di tingkat petani. Usai perhitungan selesai, harga ideal akan segera diumumkan kepada masyarakat.
”Pemerintah sedang menghitung, dan akan segera diumumkan oleh badan pangan harga GKP-nya harusnya berapa,” kata Jokowi, usai melihat panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Kamis (9/3/2023).
Selain itu, Jokowi juga menegaskan, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Indonesia. Dia menekankan pentingnya mengembangkan pertanian yang modern dan berkelanjutan, agar dapat menghasilkan produksi pertanian yang lebih baik.
BACA JUGA: Akselerasi Peningkatan Kemampuan Literasi Harus Disegerakan
”Kami harapkan harga gabah di petani itu wajar, harga beras di pedagang wajar, dan harga pembelian beras di masyarakat juga wajar,” ujar dia.
Di kesempatan yang sama, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menambahkan, kunjungan Presiden itu merupakan bentuk perhatian pemerintah kepada petani. Khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, sekaligus mengawali panen raya satu juta hektar lahan padi.
”Dari data yang saya punya, hasil panen raya cukup besar. Produksi kami pada Februari 6,28 juta ton gabah kering giling, dan beras sekitar tiga jutaan ton lebih,” ungkap Syahrul.
BACA JUGA: Pangdam IV/Diponegoro Dampingi Presiden Jokowi Kunker di Kebumen
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang juga ikut mendampingi Jokowi, secara tegas mendukung Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.
”Ada banyak hal yang tadi disampaikan Presiden. Beliau sangat detail sekali untuk melihat hasil panen, terutama padi termasuk harganya,” kata Ganjar, usai kegiatan yang dihadiri Mentan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, serta Badan Pangan Nasional itu.
Diungkapkan Ganjar, dalam kunjungan itu, juga dibahas tentang usulan skema harga padi atau GKP. Skema itu diharapkan dapat menguntungkan petani. ”Tadi kami bicara skema yang paling menguntungkan untuk petani, kira-kira harganya berapa. Maka ada dari Kementan dan Kemenhan yang ikut. Ada juga dari Badan Pangan,” ungkapnya.
BACA JUGA: Learning Space SCU Ciptakan Suasana Lebih Nyaman dan Menyenangkan
Selain skema harga panen padi, Ganjar juga mendukung adanya simulasi untuk menentukan harga padi hingga beras. Usulan itu sempat disampaikan Badan Pangan, agar harga di pasaran, khususnya untuk beras, tidak melambung tinggi.
”Badan Pangan tadi juga menyampaikan, untuk dibuatkan satu simulasi. Simulasi inilah yang nantinya akan dipakai untuk menentukan, berapa sebenarnya harga di tingkat petani, agar masyarakat tidak merasa berat untuk membeli beras,” jelas Ganjar.
Skema dan simulasi itu, menurut dia, dapat mendukung mimpi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Hal itu sempat diungkapkan Ganjar, dalam unggahan foto di media sosial, tentang kegiatan tinjauan panen raya di Kebumen. ”Indonesia lumbung pangan dunia. Siap,” tulisnya.
Riyan