SUARABARU.ID Unissula Semarang bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah menyelenggarakan khataman Al Qur’an di masjid Abu Bakar Assegaf kampus Unissula, (10/2). Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian peringatan Hari Pers Nasional 2023 dan ulang tahun PWI yang ke 77. Khataman dihadiri para wartawan dan 600 santri pesantren mahasiswa Unissula.
Wakil Rektor III Unissula Muhammad Qomaruddin ST MSc PhD berharap pers semakin kontributif. “Semoga dengan bertambahnya usia PWI semakin maju di tengah-tengah era digital sebagai tantangan yang luar biasa. Digital disruption ini mendisrupsi semua usaha, termasuk juga berimbas pada dunia kewartawanan. Kami berharap pers seamkin berkontribusi untuk pembangunan Indonesia,” ungkapnya.
Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengungkap bahwa khataman merupakan bagian dari acara Hari Pers Nasional dan HUT PWI. “Kami menggandeng mitra-mitra kampus dengan harapan dapat memperkuat reputasi jurnalistik di periode kedua ini. Karena reputasi akan terbentuk dari eksistensi. Dan eksistensi ditunjukkan melalui kemartabatan. Dan kemartabatan dengan menunjukkan profesionalitas kita,” ungkapnya.
Selanjutnya Ketua MUI Jateng KH Ahmad Darodji yang menjadi pembicara pasca khataman menyampaikan tentang bagaimana seharusnya menyongsong tahun politik 2024. “Di tahun politik suhu akan memanas. Dan dengan mayoritas pemilih adalah generasi Z sehingga media sosial akan menjadi sarana utama berkampanye. Yang menjadi masalah adalah apabila informasi yang disebarkan adalah disinformasi, berupa adu domba, fitnah, atau hoaks,” ungkapnya.
Pengawas Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) tersebut melanjutkan bahwa antisipisasi harus dari diri sendiri. “Kita harus berhati-hati dalam bermedia sosial. Harus dengan bijak, jangan menyebarkan informasi yang tidak jelas kebenarannya. Gunakan HP mu untuk amar ma’ruf nahi munkar,” lanjutnya.
Dirinya juga mengungkap bahwa MUI akan mengadakan diskusi guna meredam dampak negatif kontestasi pemilu. “Kami bersama MUI juga akan mengingatkan para pemimpin bahwa janji kampanye adalah hutang. Maka kemudian pilihlah pemimpin yang amanah, jujur, santun, dan menjaga persatuan dan kesatuan. Jangan fanatik terhadap satu golongan atau orang, sayang itu boleh, tapi jangan berlebihan,” pungkasnya.