(SUARABARU.ID)- Dalam kegiatan tim KKN kami, ada pengarahan tentang bahaya nyamuk DBD (Demam Berdarah Dengue) yang masih mengancam warga. Hal ini bahkan dikuatkan dengan adanya bukti bahwasanya pernah ada korban yang harus meregang nyawa karena nyamuk ini.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggal. Nyamuk DBD ini telah menjadi salah satu masalah yang harus diperangi bersama agar tidak memakan korban lagi.
Masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengadakan aksi peduli lingkungan membuat tim kami merasa harus mengangkat program kerja ini dalam rangkaian KKN yang kami jalankan di Desa Pagejugan.
Baca Juga: Bantu Kontrol Pemberian Tablet Tambah Darah, KKN Undip Buat Kegiatan ‘Minum TTD Serentak’
Sosialisasi tentang mengapa nyamuk DBD ini dapat membahayakan kesehatan dan bagaimana cara untuk mencegahnya kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Warga pun dengan antuasias membuka kesempatan bagi kami untuk menyuarakan pikiran. Permasalahan ini nyatanya penting untuk dibahas dan didiskusikan.
Permasalahan utama mengapa nyamuk DBD ini menjadi ricuh di masyarakat adalah karena cukup banyaknya data yang masuk terkait kerisauan masyarakat, terutama pada musim hujan seperti sekarang ini.
Musim hujan menyebabkan saluran air atau got di sekitar pemukiman warga menjadi macet, karena menggenangnya sampah-sampah yang berada di sana. Genangan air ini pula, dianggap sebagai sarang bagi nyamuk-nyamuk jahat untuk berkembang biak dan menciptakan banyak kawanan. Ini pula yang menjadi keresahan masyarakat dalam menjalankan aktivitas karena terganggu dengan nyamuk-nyamuk ini.
Baca Juga: Tingkatkan Kreativitas Siswa, Mahasiswa KKN Undip dirikan Pojok Baca di SDN Kaligangsa Kulon 02
Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan membuat sampah-sampah masih banyak berserakan sembarangan. Mahasiswa berperan untuk meningkatkan kepekaan masyarakat melalui sosialisasi bahwasanya nyamuk-nyamuk DBD ini sangat senang berkembang biak di tempat yang kotor dan tergenang air.
Sampah yang mampet menjadi tempat strategis bagi mereka untuk berkembang biak sehingga harus digalakan aturan tidak boleh membuang sampah sembarangan dan diadakannya kerja bakti.
Masyarakat diminta untuk aktif berpartisipasi dalam melakukan kerja bakti. Hal ini pula yang akan menjadi awal bagi masyarakat untuk mengerti permasalahan nyamuk DBD berkisar pada lingkungan yang kurang bersih. Mahasiswa juga mengadakan pemeriksaan jentik di bak mandi dan pembuatan alat perangkap nyamuk dari botol bekas.
Kegiatan ini ditujukan untuk membuat masyarakat turut terlibat dalam menjalankan kerja bakti dan membantu satu sama lain untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk kehidupan.
Mahasiswa juga turun untuk membantu warga dalam menjalankan kerja bakti untuk membersihkan selokan, membuang genangan air yang berada di sekitar pemukiman, dan memunguti sampah yang digadang-gadang dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk DBD yang merugikan ini.
Harapan masyarakat terhadap berlangsungnya kegiatan ini adalah untuk mengurangi risiko penularan DBD dari nyamuk dan membuat lingkungan menjadi lebih bersih lagi. Warga juga berkeinginan untuk memiliki lingkungan tempat tinggal yang layak dengan tidak menyisakan genangan air bagi nyamuk-nyamuk untuk berkembang biak.
Diharapkan juga dengan diadakannya sosialisasi ini, masyarakat menjadi lebih peka dalam mencegah penyebaran demam berdarah. Selain itu, kegiatan seperti kerja bakti juga menimbulkan rasa kekeluargaan dan gotong-royong di masyarakat dalam menjalankan aktivitas di Desa Pagejugan.
Putri Nourma Gupita
Prodi Farmasi
Fakultas Kedokteran.