blank
Pondok Pesantren Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah Semarang dalam kegiatan wisuda perdana. Foto: Ning Suparningsih

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pondok Pesantren Lanjut Usia (Lansia) Roodhiyatam Mardhiyyah Semarang, Jawa Tengah, menggelar wisuda perdana dengan meluluskan santri program Tsaqifa, program belajar Alqur’an khusus lansia pada Minggu (22/1/2023).

Kegiatan yang berlangsung di Ponpes yang terletak di Jalan Dewi Sartika Timur XIV Blok C Nomor 18, Sukorejo, Gunungpati, Semarang tersebut diikuti 47 santri dari 53 santri yang lulus program tersebut.

Pengelola Ponpes Lansia Roodhiyatam Mardhiyyah Semarang, Muntafingah menyampaikan, program Tsaqifa adalah pembelajaran Qur’an untuk dewasa dan lansia mulai dari nol sampai bisa membaca Alqur’an. Dari santri yang diwisuda ada yang sudah lanjut ikut program Tahsin (membaguskan bacaan) dan Tahfidz (hafalan). Bahkan ada satu santri sudah menyelesaikan hafalan juz 30.

Diketahui, dalam kegiatan wisuda tersebut dihadiri lebih dari 200 orang yang berasal dari 7 rombongan belajar (Rombel) pesantren lansia.

Muntafingah mengungkapkan rasa syukur karena wisuda berjalan lancar. Dan wisuda santri yang digelar untuk pertama kalinya ini merupakan keinginan santri sendiri.

“Sebelumnya tidak pernah diadakan wisuda, ternyata mereka ingin juga, sekaligus untuk memotivasi. Mereka juga merasakan keharuan karena sudah sampai di titik ini,” kata Muntafingah, Senin (23/1/2023).

Muntafingah menjelaskan, Ponpes lansia yang telah berdiri sejak 2019 itu diawali dari keinginan kerabatnya yang ingin belajar membaca Alquran di usianya yang sudah tidak lagi muda.

“Ternyata, banyak yang tertarik, terutama mereka yang sudah tidak lagi muda. Tanpa rasa malu, tetapi justru memiliki semangat untuk belajar Alquran dan mendalami agama Islam,” ungkapnya.

Dengan dibantu Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) dan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), akhirnya dibangun Ponpes lansia tersebut, dan hingga kini makin banyak santri yang ikut.

Menurutnya, setelah hampir lima tahun berjalan, kini total ada 287 santri yang belajar di Ponpes tersebut. Mereka terdiri atas 223 santri lansia dan 64 santri dewasa, dengan latar belakang yang berbeda.

“Saat pandemi Covid-19, Ponpes ini tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Bahkan sempat ditegur oleh Bhabinkamtibmas karena membuat kerumunan,” tukas Muntafingah.

Muntafingah berharap ke depan Ponpes lansia ini dapat membantu dan bermanfaat untuk orang banyak, terutama lansia untuk belajar membaca maupun menghafal Alquran, serta mendalaminya.

Ning Suparningsih