Oleh : Dewi Saptariani, S.Pd.SD
Sebagai guru perlu memahami pentingnya membangun budaya positif di sekolah sesuai dengan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yaitu pendidikan yang berpihak pada murid. Guru akan mempelajari bagaimana peran sebagai pemimpin pada sebuah institusi dalam menggerakkan dan memotivasi warga sekolah agar memiliki, meyakini, dan menerapkan visi atau nilai-nilai kebajikan yang disepakati, sehingga tercipta budaya positif yang berpihak pada murid.
Salah satu budaya positif yang dapat mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid adalah Ice breaking. Ice breaking adalah suatu kegiatan yang bisa kita lakukan dengan tujuan untuk mencairkan suasana. Bisa berupa kegiatan atau permainan secara sederhana, ringan, dan ringkas. Sehingga dapat membangun sebuah suasana belajar yang dinamis penuh semangat dan antusias yang dapat menciptakan aura menyenangkan. Ice breaking bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas, dalam waktu 5 sampai 10 menit, sesuai dengan kebutuhan.
Seperti yang sering kami lakukan di kelas VI SD Negeri 1 Srobyong, yaitu dengan games “Pagi, siang, sore dan malam”, adapun cara bermainnya adalah sebagai berikut :
Pertama, guru menjelaskan aturan main dengan menyebut pagi, siang, sore dan malam sambil bercerita
Kedua, dalam cerita tersebut jika ada kata ‘pagi’ maka murid harus tepuk 1 kali, jika ada kata ‘siang’ maka murid tepuk 2 kali, jika ada kata ‘sore’ maka murid tepuk 3 kali, dan jika guru menyebutkan kata ‘malam’ maka murid berakting tidur tanpa tepuk.
Ketiga, guru dituntut kreatif menciptakan sebuah cerita dan memasukkan kata pagi, siang, sore, dan malam.
Keempat, Murid yang melakukan tidak sesuai instruksi maka akan diberikan konsekuensi seperti kesepakatan bersama di awal games, seperti berganti peran dengan guru dalam bercerita
Melakukan ice breaking ini pun selaras dalam rangka penerapan disiplin positif dipraktikkan untuk menghasilkan murid-murid yang berkarakter disiplin, santun, jujur, peduli, dan bertanggung jawab.
Dalam mengadakan pembelajaran, apabila guru dapat menciptakan lingkungan yang positif sehingga terwujud suatu budaya positif, dan sesama guru memiliki kesamaan visi serta nilai-nilai kebajikan yang dituju, agar dapat mewujudkannya dalam pembelajaran yang aplikatif yang mengupayakan pemberdayaan murid agar dapat menjadi pemelajar sepanjang hayat.
Dengan ice breaking diharapkan dapat terwujud pembelajaran yang berpihak pada murid, tempat berproses, wadah untuk berdiskusi, dan menumbuhkan semangat untuk menggali dan mengembangkan potensi anak-anak Indonesia yang berkarakter kuat, mandiri, dan merdeka.
Penulis adalah Guru SD Negeri 1 Srobyong