SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pandemi telah mentransformasi lebih dari 17,5 juta UMKM di Indonesia untuk mengenal kanal digital dan memanfaatkan berbagai lini media sosial sebagai sarana pemasaran.
Tak terkecuali pegiat UMKM Semarang yang berupaya menghasilkan terobosan baru, termasuk melalui kolaborasi dengan jaringan ekspedisi. Misalnya JNE Semarang yang menggelar acara JNE Ngajak Online 2022, Goll..Aborasi Bisnis Online Kota Semarang.
Kota Semarang merupakan kota ke-12 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2022 – Goll…Aborasi Bisnis Online yang pada tahun 2022 dilakukan di 60 kota di seluruh Indonesia. Setelah Kota Semarang, gelaran roadshow berikutnya hadir di Kota Kendari pada 27 Mei 2022.
Perhelatan ini mengumpulkan lebih dari 200 pegiat UKM Semarang secara virtual dengan tiga narasumber, Wahyu Sangerti Alam selaku Branch Manager JNE Semarang, Riza Azyumaridha Azra selaku Owner Rumah Mocaf, dan Surianto selaku Owner Wifeonly Store.
Wahyu selaku Branch Manager JNE Semarang membuka gelaran ini, berharap UKM di Indonesia khususnya Semarang mampu berkembang dan bersaing di dunia digital, baik di skala nasional maupun global.
“UMKM merupakan tulang punggung perekonomian negara, sehubungan dengan hal tersebut, JNE akan terus menggandeng UMKM untuk naik kelas melalui edukasi soal strategi penjualan di era digital,” kata Wahyu, Rabu (25/5/2022).
Mendukung UMKM Semarang terus berkembang, Wahyu menyatakan pihaknya sudah membuat QR code untuk mempermudah pelanggan kami berkomunikasi dengan JNE, selain itu JNE melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak baik dengan pemerintah atau sektor lain yang merupakan salah satu kunci keberhasilan di era revolusi 4.0.
JNE menghadirkan dua pelaku UMKM pada gelaran ini, salah satunya Riza Azyumaridha Azra selaku Owner Rumah Mocaf, pedagang tepung singkong modifikasi yang memiliki kesamaan dengan tepung terigu.
Berangkat dari keprihatinannya melihat kondisi buruh tani di Indonesia yang mayoritasnya berada pada garis kemiskinan, Riza menginisiasi dibentuknya Rumah Mocaf.
“Kami menyebut bisnis ini sociopreneur karena mengandung nilai sosial di dalamnya. Kami berharap suatu saat Indonesia bisa berdaulat dengan pangan, tanpa impor sehingga mensejahterakan petani singkong indonesia,” kata Riza.
Pandemi Covid-19 tak membuat angka penjualannya surut. Justru karena produknya dikategorikan gluten free angka penjualannya terus meningkat seiring dengan kepedulian masyarakat akan konsumsi makanan sehat di tengah gejolak virus yang ada.
Berbagai strategi dilakukan oleh Riza untuk berinovasi, mulai dari mengajarkan UMKM digital marketing, hingga kolaborasi dengan perusahaan jasa ekspedisi.
“Kami berkolaborasi dengan JNE untuk membuat co-working space dengan nama Pojok Gotong Royong Learning Center. Ada kelas untuk upgrade UMKM seperti literasi keuangan, cara mengemas produk yang bagus, perizinan, dan digital marketing tak lain agar UMKM maju sejahtera bersama-sama,” katanya.
Hadir pula Surianto selaku Owner Wifeonly Store yang berdiri sejak 2019 dan fokus dalam menjual produk di Instagram, dimana pertumbuhan follower per hari ini mencapai 360.000 follower, angka fantastis tersebut tentunya diraih dengan penuh usaha akan kolaborasi.
“Kolaborasi menjadi kunci utama untuk perkembangan teknologi dan marketing saat ini, intinya kita butuh kolaborasi yang harapannya bisa menghasilkan mutual benefit dan meningkatkan penjualan bisnis yang kita geluti,” katanya.
Dengan volume pengiriman yang tak sedikit, Surianto menyampaikan pentingnya menjalin kerjasama dengan pihak ekspedisi yang menghadirkan berbagai layanan sesuai kebutuhan pelanggan.
“Kami berkolaborasi dengan JNE untuk sistem COD (Cash on Delivery), dengan sistem COD, kami bisa meningkatkan kepercayaan pelanggan,” kata Surianto.
(Hery Priyono)